38 Santri Bertarung Baca Kitab Kuning

×

38 Santri Bertarung Baca Kitab Kuning

Bagikan berita
Foto 38 Santri Bertarung Baca Kitab Kuning
Foto 38 Santri Bertarung Baca Kitab Kuning

[caption id="attachment_58194" align="alignnone" width="650"]Suasana pembukaan lomba baca kitab kuning Fraksi PKS DPRD Sumbar, Minggu (17/9). (arizal) Suasana pembukaan lomba baca kitab kuning Fraksi PKS DPRD Sumbar, Minggu (17/9). (arizal)[/caption]PADANG - Sebanyak 38 santri dari 15 pondok pesantren di Sumatera Barat bersaing untuk mendapatkan tiket ke ajang nasional. Mereka adalah peserta lomba baca kitab kuning ke-2 yang dilaksanakan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Sumbar.

Lomba baca kitab kuning kedua ini dimulai secara resmi, Minggu (17/9) bertempat di Kantor DPW PKS Sumbar. Lomba dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Depag Sumbar, Salman yang diwakili oleh Hendri Yazid.Ketua Penitia Pelaksana yang juga Ketua Badan Pembinaan Ummat DPW PKS Sumbar, Marfendi mengatakan lomba baca kitab kuning merupakan agenda rutin Fraksi PKS DPR-RI.

Kitab kuning menurut Marfendi di masa lalu menjadi rujukkan dalam kajian keislaman. Tradisi membaca kitab kuning hidup dalam pesantren yang ada di Tanah Air. Tapi, tradisi membaca kitab kuning mulai hilang.Tradisi membaca kitab kuning saat ini masih populer di pesantren di Jawa. Di Sumbar memang tak terlalu populer. Tapi, tradisi itu masih ada di sejumlah pesantren.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumbar, Mochlasin mengungkapkan bahwa PKS bukan sekadar partai politik. Tapi, PKS juga melaksanakan fungsi dakwah.PKS melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam fungsi dakwah tersebut. Di antara yang dilakukan PKS melalui fraksi di DPRD Sumbar adalah dengan menatapkan hari fraksi. Setiap Senin ditetapkan sebagai hari Fraksi PKS DPRD Sumbar di mana anggota dewan dari PKS menyediakan hari khusus untuk menerima masyarakat.

Anggota Fraksi PKS DPR-RI, Hermanto mengungkapkan lomba baca kitab kuning merupakan bentuk apresiasi PKS terhadap ulama. Di satu sisi, ada jarak yang sangat jauh antara kitab kuning sebagai sumber informasi bagi ulama di masa lalu dengan generasi sekarang. (arizal)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini