Anak Anda Tonton Aksi Terorisme, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Trauma Berlebihan

×

Anak Anda Tonton Aksi Terorisme, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Trauma Berlebihan

Bagikan berita
Anak Anda Tonton Aksi Terorisme, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Trauma Berlebihan
Anak Anda Tonton Aksi Terorisme, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Trauma Berlebihan

[caption id="attachment_7349" align="alignnone" width="600"]Ilustrasi (mudazine.com) Ilustrasi (mudazine.com)[/caption]JAKARTA - Psikolog dari Universitas Indonesia Nathanael EJ Sumampouw mengingatkan, orangtua harus merespons dengan tenang soal terorisme pada anak agar tidak menimbulkan trauma yang berlebihan mengenai peristiwa yang berkaitan dengan terorisme.

"Anak belajar bereaksi terhadap suatu hal dari orangtua. Oleh karenanya, kita diharapkan merespons dengan tenang, contohnya bilang, 'mama sedih kalau mendengar ada teror, tapi mama yakin ada polisi yang bertugas mengamankan," kata Nathanael dalam Forum Ngobras "Lindungi Anak dari Terorisme", di Jakarta, Selasa (19/1).Menurut dosen yang akrab disapa Nael itu, orangtua dapat menjelaskan soal terorisme sesederhana mungkin yang bisa dipahami oleh anak, dan diimbangi dengan cerita positif agar anak merasa aman.

Ada enam cara dalam menghadapi persoalan terorisme pada anak, terutama keingintahuan mereka usai aksi terorisme.Satu, tempatkan anak menjadi narasumber agar orangtua tahu sejauh mana yang dia pahami. "Misalnya tahu darimana soal terorisme, kemudian kita dengar apa penjelasan dia," kata Nael.

Kedua, batasi paparan yang memberi kekerasan lebih lanjut, seperti tidak memperlihatkan foto korban aksi terorisme dan mengalihkan perhatian anak ketika ia sedang menonton tv bermuatan kekerasan dan terorisme.Ketiga, ceritakan sederhana apa yang terjadi tanpa penjelasan lebih detail melampaui pihak berwenang, seperti menjelaskan asal teroris berasal.

Keempat, dengarkan perasaan dan pikiran anak.Kelima, adalah memberikan ekstra perhatian dan kasih sayang pada anak.

Keenam, fokus pada aktivitas dan rutinitas anak karena biasanya sulit mengembalikan aktivitas normal pada anak yang mengalami langsung kejadian traumatik."Kalau anak biasanya sekolah, secepatnya diadakan sekolah, misalnya ada sekolah tenda untuk anak korban musibah. Dengan adanya rutinitas, anak jadi mengembangkan harapan hari esok," ujar Nael. (aci)

sumber:antara

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini