Awali dari Pemberian Nama

×

Awali dari Pemberian Nama

Bagikan berita
Awali dari Pemberian Nama
Awali dari Pemberian Nama

EDWARDI(Wartawan Harian Singgalang)

Suatu kali saya mampir ke apartemen teman di Jakarta. Ketika  berada dalam lift, tak ada tegur sapa di antara sesama pengguna. Jangankan menyapa, senyum saja rasanya menjadi barang mahal.Saya bertanya kepada teman, “Kenapa warga di sini susah untuk tersenyum.” Dia menjawab, “Begitulah hidup di apartemen, tiap orang jarang berdialog dan sibuk dengan urusan masing-masing.”

Menurut teman saya, para penghuni apartemen merupakan orang-orang mapan. Secara ekonomi bisa melakukan apa saja. Apa saja kebutuhan bisa dibeli. Warga apartemen kehilangan saling ketergantungan.Teman saya memberikan contoh sederhana, bila di kampung ada ronda malam. Kalau di apartemen, sudah ada penjaga yang siaga 24 jam. “Orang di sini hanya merasa perlu mengurus diri sendiri dan keluarga,” kata teman saya yang tinggal pada sebuah apartemen di bilangan Jakarta Pusat. Intinya, budaya Indonesia dan adat ketimuran telah tercabut dari warga apartemen.

Hidup invidualis di apartemen tak terlepas dari nama dan cara promosi yang dilakukan pengembang pada calon konsumen. Pengembang memang senang memakai kata-kata asing untuk menamai apartemen.Nama sebuah apartemen selalu diikuti dengan kata yang terkesan elitis, mahal, prestisius dan ekslusif. Kebanyakan apartemen di Indonesia suka dengan kata park, mansion, residence, east dan lain sebagainya. Pengembang juga senang memakai nama sebuah tempat di luar negeri untuk dijadikan nama apartemen.

Terkait promosi pada calon konsumen, biasanya yang ditonjolkan adalah one stop living, lift pribadi, privacy terjaga dan hal-hal yang lain juga bermakna kenyamanan dan ketenangan ketika hidup tak berurusan dengan banyak orang.Jadi wajar-wajar saja jika penghuni apartemen hidup individualis. Pengembang memang membentuk brand dengan memakai nama asing, sehingga apartemen yang ditawarkan ke kunsumen terkesan mahal dan berkelas.

Konsekuensinya, begitu hendak membeli apartemen, kerangka berpikir penghuni sudah dekat dengan hidup mengutamakan diri sendiri dan merasa bahagia manakala privacy terjaga dan tak mudah orang lain untuk berurusan dengannya.Guna mengembalikan budaya Indonesia dan hidup perlu bertetangga dalam kehidupan apartemen, sebaiknya hal-hal yang berbau Indonesia perlu  dipergunakan. Jangan lagi gunakan kata-kata asing yang bermakna elitis dan ekslusif.

Nama tower bisa menggunakan nama daerah atau objek terkenal di Nusantara, seperti Tower Toba, Tower Raja Ampat dan lain sebagainya. Kemudian, nama apartemen juga perlu memakai bahasa Indonesia. Seperti Panorama Apartemen, Menara Merapi dan lain sebagainya. Sementara untuk taglinenya, Indonesia Banget!Pemakaian hal-hal yang berbau Indonesia itu akan  menggiring opini penghuni untuk bertindak dan berperilaku dengan budaya bangsa sendiri. Hidup menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan saling berinteraksi menjadi kebutuhan.

Bila menggunakan nama apartemen berbahasa Indonesia, rasanya akan mendorong ingin memiliki dari konsumen karena ada sesuatu ditawarkan. Ada nilai lokal yang ditonjolkan dan itu menjadi pembeda dari kecenderungan umum apartemen yang suka memakai nuansa asing dalam membentuk brand.Pengembang tak perlu ragu menggunakan nama dan kata berbahasa Indonesia untuk apartemen maupun fasilitas pendukungnya. Jangan sampai berpikiran apartemen tak akan terjual maupun tak akan disewa lantaran tak menggunakan kata asing.

Laris atau tidaknya sebuah apartemen akan ditentukan oleh letak yang strategis dan akses transportasi yang mudah dan lancar. Apartemen yang seratus persen bernuansa Indonesia akan mendorong mereka yang selama ini tinggal di apartemen, seperti layaknya hidup di sangkar emas, akan berpindah ke apartemen yang warganya saling bersaudara.  Pada dasarnya, manusia butuh saling berinteraksi. Dalam kehidupan yang terlanjur individualis, tentu tak mudah memulai sesuatu yang baru.Apartemen yang bernuansa lokal itu juga perlu dipromosikan dengan menjual keindonesiaan. Jangan lagi privacy yang ditonjolkan, tapi kebersamaan dan persaudaraan. Tempat berinteraksi dan adanya kegiatan yang rutin dilakukan perlu dipromosikan dengan gencar. Hal yang perlu ditekankan,  nilai lebih tinggal di apartemen keindonesiaan, hidup tak seperti layaknya di sangkar emas, tapi seperti di kampung halaman.

Pengelola Jadi Event Organizer Dalam menciptakan hidup bertetangga di apartemen, pemakaian kata dan bahasa Indonesia hanya langkah awal. Perlu upaya lanjutan yang intinya penghuni tak hidup dalam keterasingan. Mustahil kebersamaan di apartemen akan terwujud jika tak ada kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini