Bantah Intimidasi Dokter di Rumah Sakit Solok, Ini Penjelasan FPI Sumbar

×

Bantah Intimidasi Dokter di Rumah Sakit Solok, Ini Penjelasan FPI Sumbar

Bagikan berita
Bantah Intimidasi Dokter di Rumah Sakit Solok, Ini Penjelasan FPI Sumbar
Bantah Intimidasi Dokter di Rumah Sakit Solok, Ini Penjelasan FPI Sumbar

[caption id="attachment_53623" align="alignnone" width="653"]Buya Busra (ist) Buya Busra (ist)[/caption]PADANG - Pernyataan dokter sebuah rumah sakit di Solok, Fiera Lovita atas intimidasi terhadap dirinya sekelompok orang ditanggapi Imam FPI Sumbar, Buya Bursa.

Busra membantah anggotanya telah melakukan intimidasi setelah Fiera Lovita mengakui kesalahan di atas kertas bermaterai pada 23 Mei 2017. “Tidak ada perintah menakut-nakuti,” tegas Buya Busra dalam pers rilisnya yang diterima SINGGALANG, Sabtu (27/5).Menurut Buya, tidak ada bukti sama sekali adanya intimidasi, apalagi dilakukan anggota FPI. “Kalau tuduhan dialamatkan ke FPI, itu pasti fitnah,” tambah Buya Busra.

Dijelaskan, urusan FPI dengan Lovita sudah selesai dengan permintaan maaf yang bersangkutan. FPI pun sudah memaafkan karena Lovita juga seorang muslimah yang mungkin salah paham terhadap perjuangan FPI melawan Ahok. Kesalahpahaman itu menyebabkan Lovita kurang senang kepada FPI dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).Seorang anggota FPI, Yustanur menduga intimidasi yang terjadi belakangan sengaja dilakukan kelompok tertentu untuk mendeskreditkan FPI. Dikatakan, dugaan ini diperkuat dengan ikut campurnya sebuah lembaga dari Jakarta yang belakangan merilis pandangan yang sangat subjektif dan sengaja memojokkan FPI sampai ke tingkat internasional. “Itu operasi adu domba untuk membusukan FPI dan umat Islam di mata dunia,” tegas Yustanur.

Lovita dalam statusnya di Facebook berkali-kali melontarkan hinaan dan makian kepada seseorang yang dituduhnya berzina, cabul, pengecut dan sebagainya. Meskipun status Lovita tidak gamblang menyebut nama, tapi salah satu dari komentarnya atas foto HRS yang diberi judul Manusia Berhati Iblis menunjukan seluruh statusnya memang dialamatkan untuk menghina HRS.Menurut Buya Busra, tidak ada bukti HRS berzina. Itu rekayasa yang sangat buruk untuk menyudutkan seorang ulama. Menuduh seseorang berzina tanpa bukti dalam hukum Islam harus diganjar hukuman sangat berat. HRS tidak pula melarikan diri ke Arab Saudi, tapi semata pergi sementara untuk mencegah terjadinya konflik horizontal antara umat Islam dengan Ahokers. (rel)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini