Bidan itu Melahirkan saat Menolong Pasien di Lokasi Bencana

×

Bidan itu Melahirkan saat Menolong Pasien di Lokasi Bencana

Bagikan berita
Foto Bidan itu Melahirkan saat Menolong Pasien di Lokasi Bencana
Foto Bidan itu Melahirkan saat Menolong Pasien di Lokasi Bencana

 [caption id="attachment_50342" align="alignnone" width="649"]Bidan Sari digotong warga usai melahirkan di lokasi bencana. (bayu) Bidan Sari digotong warga usai melahirkan di lokasi bencana. (bayu)[/caption]

SARILAMAK - Bidan Yunita Sari alias Sari (27), cemas sejak tiga minggu lalu. Pasiennya, Esis (19), warga Jorong Galugua, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, tidak kunjung melahirkan. Padahal, usia kandungannya sudah lebih 10 bulan.Kecemasan Sari, kian menjadi-jadi setelah pada Jumat (3/3) pagi, kampung halamannya yang juga tempat dia mengabdikan diri sebagai pelayan kesehatan yakni Galugua, porak poranda dihantam longsor dan banjir. Akses jalan tersumbat.

Sari adalah wujud bidan idaman. Bagaimana tidak, di tengah kondisi memikirkan keselamatan pasien,  dia seakan lupa kalau dirinya akan segera melahirkan anak pertama pula, dalam kandungan yang usianya sudah 9 bulan lebih.Di tengah-tengah kondisi itu, pada Sabtu (4/3), atau sehari setelah longsor, dia mendatangi kediaman Esis. Akses jalan yang sulit dilalui, dipatahkan oleh Sari dengan jalan kaki. Dia menyisir gang rumah warga dan bertemu dengan Esis serta sang suami pasien.

[caption id="attachment_50343" align="alignleft" width="324"]Bidan Sari dan suami. (bayu) Bidan Sari dan suami. (bayu)[/caption]

"Saya menganjurkan kepada suaminya, agar Esis, dibawa check up ke RSUD Adnan WD. Karena kandungannya memang sudah hampir 10 bulan. Bahkan mau masuk 11 bulan. Saya siap mendampingi," kata Sari, kepada Singgalang, Selasa (7/3).Disepakatilah, jika keluarga akan membawa Esis pada Senin (6/3). Semalam sebelum berencana menjemput Esis dan membawanya ke Payakumbuh, Sari mulai merasakan, jika jabang bayi yang dia kandung, terasa hendak keluar.

Boro-boro memikirkan keselamatannya, pada Senin pagi, Sari kembali datang ke rumah Esis bersama Ria, penyuluh Keluarga Berencana (KB). Tujuannya hanya satu. Esis mau diantar check-up ke Payakumbuh. Sekalipun kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilalui."Saya sempat hubungi Puskesmas Sialang, mengirim mobil ambulance," imbuhnya. Nah, di dalam perjalanan, tepatnya di kawasan hutan Batu Sampik, Galugua, yang tertimbun longsor, Sari mengalami kesakitan perut hebat. Dia akhirnya diminta istirahat oleh Ria.

Kondisi Sari, kian lemah dan akhirnya, air ketubannya pecah. Proses persalinan darurat itu, dibantu Ria dan warga lain. Bidan nan elok hati tersebut melahirkan anak perempuan di tengah kawasan bencana, dengan berat 2,4 kilogram.Khawatir kondisi Sari drop, akhirnya Ria menghubungi pihak Pustu Sialang, yang ternyata, armada ambulancenya terjebak pula 8 kilometer dari lokasi Sari melahirkan. Lantaran tidak ada kendaraan yang bisa membawa Sari, masyarakat setempat sepakat menggotongnya.

"Bidan Sari, dibungkus dengan sarung dan digotong oleh warga sejauh 8 kilometer. Tujuannya, agar dapat kendaraan dan langsung dibawa ke RSUD," kata dr Tien Suptino, Kadis Kesehatan Limapuluh Kota, yang Selasa (7/3) malam, datang membezuk Sari dan memberikan setangkai bunga kepada bidan hebatnya itu di RSUD Payakumbuh.

Esis selamatSementara itu, tidak berselang lama setelah Sari melahirkan mendadak di tengah jalan, Esis juga bertolak ke Payakumbuh, tepatnya ke klinik kebidanan milik dokter kandungan di Koto Nan Ompek. "Alhamdulillah, pasien Sari, yakni Esis, kemarin juga sudah melahirkan," sambung dr Tien.

Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi mengaku terharu dan angkat topi, dengan perjuangan panjang bidan Sari untuk menyelamatkan pasiennya bahkan harus mengabaikan keselamatannya sendiri."Inspiratif dan layak direward. Saya minta, seluruh bidan di daerah ini, meniru ketulusan perjuangan bidan Sari," sebut Bupati, terpisah. (bayu)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini