Dari Makam sang Mesin Ketik Tua....

×

Dari Makam sang Mesin Ketik Tua....

Bagikan berita
Dari Makam sang Mesin Ketik Tua....
Dari Makam sang Mesin Ketik Tua....

[caption id="attachment_49154" align="alignnone" width="650"]Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi melakukan ziarah di makam mendiang Kamardi Rais Dt P Simulie, di Padang Alai, Payakumbuh Rabu (8/2). (Muhammad Bayu Vesky) Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi melakukan ziarah di makam mendiang Kamardi Rais Dt P Simulie, di Padang Alai, Payakumbuh Rabu (8/2). (Muhammad Bayu Vesky)[/caption]PAYAKUMBUH - Pena bertinta parker itu selalu terselip di saku Kamardi Rais Datuk Simulie. Lelaki bersafari saku empat ini, riang. Lucu dan berpengetahuan luas. Semasa Pak Datuak diam di Padang, di rumahnya banyak buku dan sebuah mesin tik.

Dua tahun sebelum meninggal dunia, tepatnya 11 Maret 2006, Mesin Ketik Tua pak Datuak ini menjadi judul sebuah buku perjalanan jurnalistiknya dan dibedah dalam rangka peringatan Hari Pers saat itu. Kini, setelah meninggal dunia 25 Oktober 2008 silam, semangat yang diwarisinya tidak boleh padam.

Itu diungkapkan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, saat melakukan ziarah ke makam Kamardi Rais Dt Panjang Simulie, yang terletak di Padang Alai, Aia Tabik, Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Rabu (8/2) dalam rangka Peringatan Hari Pers Nasional 2017.

Saat menggelar ziarah, Bupati Irfendi memboyong sederet pejabat daerah setempat. "Selain Ketua PWI Sumatra Barat periode 1981-1985 dan 1985-1989, semasa hidup, pak Kamardi juga mendedikasikan dirinya di Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM). Beliau guru saya," imbuh Bupati.

Irfendi yang tercatat sebagai Wakil Bupati Limapuluh Koita 2005-2010 sekaligus Bupati Limapuluh Kota 2016-2021 itu mengenang, ketika Kamardi Rais tinggal di Padang, dia sering belajar banyak. Maka jadilah, Irfendi juga hobi menulis.

"Agaknya, saya salah satu alumnus Fakultas Pertanian Unand yang terjebak ke dunia tulis menulis," tutur Pimpinan Umum di Tabloid Afta itu. Diakui Bupati, sampai kini, ia masih menyimpan Buku Mesin Ketik Tua pemberian Kamardi Rais.

"Perjalanan jurnalistik mendiang Pak Kamardi Rais selama 53 tahun, berisikan berbagai persoalan adat, sejarah, budaya, sosial dan politik. Ketekunan beliau menulis dan memikirkan daerah ini, adalah sikap yang sesungguhnya perlu kita teladani," sambung Bupati.

Singgalang yang ikut dalam ziarah kemarin, juga ditunggui oleh keponakan kandung Kamardi Rais, I Dt P Simulie, yang belakangan menggantikan gelar adatnya. Selain I Dt P Simulie, juga ada anak kandung almarhum Kefrinasdi yang kini Camat untuk Payakumbuh Timur.

Ikut pula, tokoh masyarakat Aia Tabik Fitrial Bachri, yang pada Pilkada 15 Februari mendatang, maju sebagai Cawawako Payakumbuh mendampingi Suwandel Mukhtar. "Bertepat HPN 2017, mari kita mendoakan, semoga almarhum diterima dan tenang di surga-Nya serta dilapangkan kuburnya," kata Irfendi Arbi.

Irfendi yakin, setelah Kamardi Rais tiada, sahabat almarhum dan generasi berikutnya juga menginspirasi "Seperti halnya pak Basril Djabar, pak Basril Basyar. Kita juga punya pak Khairul Jasmi, pun pak Gusfen Khairul, pak Sawir Pribadi, pak Eko Yance, pak Yusrizal KW serta banyak nama lagi," imbuh Bupati yang juga politisi PDI Perjuangan itu.

Terkait dengan Hari Pers Nasional, Irfendi mengutip harapan Presiden Joko Widodo kepada publik, untuk mengantisipasi fenomena berita hoax. Selain berdo'a di makam almarhum, Bupati dlam kesempatan itu juga membersihkan semak dan rerumputan yang mulai menumbuhi kuburan. (muhammad bayu vesky)
 

 

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini