PADANG - Sehabis Jumat (15/12) masyarakat pecinta bola di Padang dan Sumbar buncah. Ini karena beredar informasi, Semen Padang FC akan diganti namanya dengan Semen Indonesia FC.
Alasannya, pertama Semen Padang lebih terkenal ketimbang induknya Semen Indonesia. Kedua biaya kompetisi mahal, kalau ganti nama bisa dibiayai 2 kali lipat oleh holding. Ide ini muncul dalam rapat antara manajemen PT kabau Sirah dan manajemen Semen Padang dengan Komut Semen Indonesia, Sutiyoso di Padang, dua hari lalu.Tak ada yang tahu, pers juga tidak. Kemarin, sebuah portal bernama sumbarpost.com memberitakannya, kemudian buncah dan link beritanya kemudian hilang.
"Mau ganti? Tidak bisa, atau pindahkan basecamp-nya ke luar Sumatera Barat, ganti nama, ganti kostum, ganti logo, yang SPFC biar kami yang miliki," kata Wakil Ketua DPRD Padang, Wahyu Iramana Putra pada Singgalang,kemarin."Sutiyoso sebaiknya urus saja pabrik Rembang, atau pemasaran Semen Indonesia. Soal bola Semen Padang, sejarahnya lebih panjang dari sejarah semen manapun di Indonesia, jangan direcoki," kata tokoh muda Andre Rosiade.
Dirut PT Kabau Sirah (PT.KSSP) Rinold Thamrin menyebut, tidak ada pergantian nama. "Ini wacana saja, dan dulu wacana itu sudah ada juga, jangan cemas, SPFC punya kita bersama dan pasti kita usahakan yang terbaik," kata dia."Saya ndak tahu, ah tidak percaya," kata Komut PT. KSSP Pujo Suseno."Setuju kalau Semen Indonesia datang sebagai sponsor utama, nama semen itu di dada pemain, tapi tidak ganti brand," kata Yumami seorang pentolan suporter The Khmer's.Menurut dia, 37 tahun bola digiring dari lapangan ke lapangan dengan semangat membara di dada anak-anak Minang, penuh sejarah dan jangan direnggutkan seketika. "Perih," kata dia.
Saat ini SPFC memang jeblok prestasinya, jatuh ke Liga 2. Ini disebabkan banyak faktor, pemain, manajemen dan suasana hati. (dede)
Editor : Eriandi
