Islam Belum Membumi dalam Prilaku Ekonomi Orang Minang

×

Islam Belum Membumi dalam Prilaku Ekonomi Orang Minang

Bagikan berita
Islam Belum Membumi dalam Prilaku Ekonomi Orang Minang
Islam Belum Membumi dalam Prilaku Ekonomi Orang Minang
[caption id="attachment_41478" align="alignnone" width="600"]Asyari (empat dari kiri) usai mempertahankan disertasinya pada sidang tertutup pada program doktor Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. (humas) Asyari (empat dari kiri) usai mempertahankan disertasinya pada sidang tertutup pada program doktor Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. (humas)[/caption]

BUKITTINGGI  - Loyalitas Muslim Minangkabau terhadap ajaran agama Islam dan nilai-nilai adat Minang ternyata belum mempengaruhi prilaku ekonomi sesuai ajaran Islam.

Demikian dikemukakan dosen IAIN Bukittinggi Asyari, Kamis (29/9) di Bukittinggi. Sebelumnya, temuan ini juga telah dipaparkannya saat mempertahankan disertasinya berjudul " Religiusitas dan Cultural Belief dalam Perilaku Ekonomi Orang Minangkabau (Suatu Pendekatan Model Principal-Agent)", pada ujian tertutup program doktor Universitas Andalas, Senin (26/9)

Dalam penelitiannya, ditemukan, aspek religiusitas dan cultural belief (keyakinan pada agama dan loyal dengan budaya Minang) tidak membumi dalam perilaku ekonomi Muslim Minangkabau, baik dalam arti produksi, seperti prilaku mencari nafkah, berkarya nyata yang bernilai ekonomi, maupun prilaku konsumsi.

Temuan ini menginformasikan bagaimana kualitas Muslim Minangkabau dalam mengimplementasikan ajaran agama dan adat Minang khususnya dalam prilaku ekonomi.

"Melalui hasil penelitian ini kita mengetahui ternyata umat Islam di Sumbar tidak optimal dalam menjalankannya perintah Allah tentang berperilaku di bidang ekonomi," jelasnya.

Dikatakan, artinya, keimanan masyarakat Minang kepada Allah dan loyal dengan nilai-nilai adat Minang itu sendiri, tidak berdampak pada prilaku mereka dalam hal ihwal berekonomi.

Aspek religiusitas (taat menjalankannya ibadah), loyal kepada adat Minang semata, kurang dapat diandalkan sebagai instrumen untuk mewujudkan perilaku umat Islam di Minangkabau dalam bidang ekonomi, agar sesuai dengan syariat Islam.

"Artinya,dibutuhkan instrumen lain supaya syariat Islam dapat diamalkan pemeluknya dalam hal prilaku ekonomi," tegasnya.

Dengan keberhasilannya mempertahankan disertasinya, Asyari tercatat sebagai doktor ke 4 bidang Ekonomi yang dilahirkan Universitas Andalas. Ia juga menjadi doktor ke 24 yang dimiliki IAIN Bukittinggi. (yanti)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini