Naikkan Level Kreativitas

×

Naikkan Level Kreativitas

Bagikan berita
Naikkan Level Kreativitas
Naikkan Level Kreativitas

[caption id="attachment_16291" align="alignnone" width="482"]JS Khairen JS Khairen[/caption]Oleh J.S. Khairen

Sehabis lebaran lalu, saya dan teman-teman mengunjungi kawasan Mandeh. Ada yang mengatakan Mandeh, adalah Raja Ampat dari barat. Ada pula yang bilang biasa saja. Mau seperti apapun, tak bisa dipungkiri kawasan ini, memiliki potensi pariwisata yang besar. Bisa menyedot wisawatan lokal maupun luar negeri. Ujung-ujungnya, dengan ramai orang datang, maka berputarlah uang di Sumatera Barat.Namun sayang sekali kalau kawasan itu tak dikelola dengan cepat dan cara-cara yang lebih kreatif. Termasuk pemanfaatan sosial media. Namun akankah itu cuma angan-angan mengingat jalan By Pass yang merupakan salah satu akses ke sana, dari zaman saya masih bayi sampai sekarang tak selesai-selesai dilebarkan. Semoga janji Jokowi untuk membentangkan jalan ke sana segera terwujud.

Sebab begini, bisa saja banyak orang gencar di sosial media, tapi kalau aksesnya buruk, tetap saja sedikit yang datang. Pernah saya mendengar bisikan, Andrinof Chaniago tengah bergerak mencari investor, namun apa daya ia lengser duluan. 

Lemahnya kesadaran digitalSeptember kemarin, setelah mengisi seminar bedah novel saya di Universitas Andalas, saya menyempatkan berbincang dengan salah satu admin pengelola akun sosial media. Teman saya ini, pengelola akun yang mempromosikan segala sesuatu tentang Sumatera Barat. Awalnya, saya kira dia hanyalah staf yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah atau Kementerian Pariwisata.

Saya kaget ternyata akun ini tak ada sangkut pautnya dengan pemerintah. Mereka semua terdiri dari anak muda yang bekerja dalam tim kecil. Uang untuk operasional mereka dapatkan dari iklan dan promosi acara. Sekarang, mereka sudah bisa hidup dari mengelola akun ini.Saat saya tanya kenapa tak ada kerja sama dengan pemerintah, miris hati saya mendengar,”bahkan kami sudah kasih gratis untuk pemerintah Sumatera Barat, mempromosikan apa saja termasuk pari­wisata, mereka tidak mau.”

Setelah kami diskusikan lebih lanjut, ternyata penyebab ini semua adalah budaya birokratis dan keengganan untuk menambah pekerjaan dari para pejabat. “Mereka yang sudah nyaman di dalam pemerinta­han tak punya kesadaran digital,” kata teman saya itu. Padahal sekarang, apa-apa serba sosial media. Lihat Bandung bisa maju dengan pesat akhir-akhir ini karena walikotanya adalah anak sosial media. “Pejabat-pejabat kita itu malas, takuik pitih kalua, “ tambah teman saya.Saat semua orang menggunakan internet, Sumatera Barat terlena. Anak mudanya aktif tapi tidak dengan pemerintahnya. Kalau berla­gak, “Oh tidak akan terjadi apa-apa,” maka Anda sangat salah. Sebagai contohnya, Matahari Mall yang dulu kita kenal punya gedung besar di tiap kota, sekarang sudah pindah ke penjualan online. Di mana-mana orang sekarang belanja dan berpromosi lewat smartphone. Saya menantang semua calon walikota, bupati dan gubernur di Sumatera Barat aktif dengan sosial medianya. Tapi, jangan pakai cara kreatif yang sekadar melepas syarat saja, tapi berikanlah kami sesuatu yang lebih.

 Kota Batu

Sebuah kota kecil di Jawa Timur bernama Batu, telah berhasil bertransformasi menjadi kota wisata. Usianya saja baru 14 tahun. Sejak dilepaskan dari Kabupaten Malang, Batu  gencar melakukan pembangunan dan promosi yang kreatif.Sebut saja Jatim Park I dan II yang apabila kita ke sana sudah serasa di Eropa. Belum lagi Museum Angkut yang jika dari namanya terdengar kurang asyik, tapi cobalah ke sana, Anda pasti ingin kembali lagi. Konsep kreatif yang mereka terapkan sungguh luar biasa. Kita bisa mengelilingi dunia beserta semua alat transpor­tasi dan sejarahnya hanya dengan membayar Rp80.000. Museum kita? Apakah sudah bisa jadi tempat wisata yang unik dan bikin candu?

Saat ulang tahun kota Batu ini, saya berkunjung ke sana. Waliko­tanya muda, energik dan gerak cepat. Seharian acara ulang tahun itu tak rasanya selesai. Dari pagi sampai malam. Pagi, anak sekolah mengelilingi kota dengan arak-arakan marching band, semua lomba diadakan. Sore hingga malam artis-artis nasional didatang­kan. Panggung dan bazar ramai dan itu tidak hanya di satu titik Alun-Alun, tapi sepanjang jalanan kota. Mereka benar-benar bangga menjadi warga Kota Batu. Semua tumpah ruah ke jalanan. Pengantin baru, penjual gorengan, polisi, semua unsur berbahagia. Bisakah Anda bayangkan, betapa hebohnya dunia digital dengan hal ini? 

Zaman PelayananKemarin saya dikabari oleh seorang teman yang melakukan perjala­nan sendirian ke Sumatera Barat. Katanya “tidak bisa ke Kawasan Mandeh karena dibatalkan oleh biro perjalanan.” Penyebabnya ada dua, pertama kabut asap. Kedua, karena sedikit yang menggunakan jasa biro ini sehingga tak memenuhi kuota. Jadi dari pada rugi, mending dibatalkan saja.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini