NESTAPA PEDAGANG LEMBAH ANAI; Mengais Puing, Mencari yang Tersisa

×

NESTAPA PEDAGANG LEMBAH ANAI; Mengais Puing, Mencari yang Tersisa

Bagikan berita
NESTAPA PEDAGANG LEMBAH ANAI; Mengais Puing, Mencari yang Tersisa
NESTAPA PEDAGANG LEMBAH ANAI; Mengais Puing, Mencari yang Tersisa

[caption id="attachment_54017" align="alignnone" width="702"]Korban kebakaran kios di Lembah Anai, sedang mengais puing-puing kedai mereka, mencari harta yang tersisa.(Musriadi Musanif) Korban kebakaran kios di Lembah Anai, sedang mengais puing-puing kedai mereka, mencari harta yang tersisa.(Musriadi Musanif)[/caption]BATUSANGKAR — Tak ada yang menduga, tengah malam itu akan melukis nestapa. Para pedagang di belasan kios, sebelum musibah terjadi, tetap beraktifitas seperti biasa. Beberapa di antaranya, mulai menambah isi kedai.

“Kedai ini baru kami tambah isinya. Saya usai berbelanja melengkapi jenis penganan yang akan dijual. Hitung-hitung, ini menjadi persiapan bagi kami padatnya pengunjung pada Idul Fitri nanti, baik yang berwisata ke air terjun Lembah Anai maupun yang beristirahat,” terang Yeni, salah seorang korban musibah kebakaran yang terjadi di rest area Lembah Anai, Sabtu (3/6), sekira pukul 01.00 WIB.Yeni bersama suami sudah berjualan beraneka kuliner Ranah Minang, terutama sanjai dan makanan ringan lainnya, sejak tujuh tahun silam. Kedai yang sekaligus jadi tempat tinggalnya itu, ludes dimamah si jago merah. Tak banyak barang berharga yang bisa diselamatkan.

Pengakuannya, semua jenis barang dagangannya ludes terbakar. Begitu pula dengan peralatan rumah tangga lainnya, termasuk televisi dan kulkas. Pakaian pun tersisa hanya yang lekat di badan. Pada malam naas itu, Yeni bersama suami dan anak-anaknya fokus pada usaha menyelamatkan jiwa dan surat-surat penting.

“Kejadiannya begitu cepat. Kami sedang terlelap saat kejadian. Ketika ada yang meneriakkan kebakaran, kami langsung keluar. Api sudah membesar. Membawa anak-anak keluar kedai untuk menghindari terjadinya korban jiwa. Itulah yang kami lakukan,” terangnya.Kendati kios berikut dengan segala isinya ludes terbakar, namun Yeni masih bisa bersyukur. Selain dirinya sekeluarga selamat dari amukan api, bagian dapur kedainya juga luput dari ganasnya api. Dapur yang mengalami kerusakan berat itu, berisi piring-piring dan peralatan memasak lainnya. Peralatan dapur itu selamat.

Sejumlah korban lainnya mengaku, mereka tidak dapat berbuat apa-apa, karena api dengan cepat meluas dan memamah semua milik mereka. “Kondisi bangunan kios kami memang terbuat dari bahan-bahan mudah terbakar. Dagangan kami pun demikian pula,” jelasnya.

Para korban berharap, pemerintah daerah beserta donatur berkenan membantu mereka, sehingga bisa kembali bangkit dan memulai usaha kembali. Suasana Ramadhan dan kian dekatnya Idul Fitri, menjadi saat-saat yang bisa memberi keuntungan kepada mereka.Beberapa tahun belakangan, kawasan Air Mancur menjadi tempat favorit wisatawan mengabiskan masa-masa liburan lebaran, baik wisatawan yang berasal dari Sumbar maupun para perantau yang mudik. Kawasan ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi pengguna jalan raya yang menghubungkan Padang dengan Padang Panjang, Bukittinggi, dan daerah-daerah lainnya.

Ramainya pengunjung dan padatnya arus kendaraan, biasanya berakibat pada ‘terkuncinya’ arus lalu lintas di jalur jalan nasional itu. Setiap lebaran dan libur panjang, para pelintas biasanya memilih untuk beristirahat di kawasan Lembah Anai yang berhawa sejuk itu.

Suasana demikian memberi keuntungan yang amat berarti bagi pedagang di kawasan itu. Kini, kios-kios yang menjadi nadi ekonomi keluarga pedagang kecil itu sudah punah dimakan api. Mereka ingin bangkit, tapi butuh dukungan dari banyak pihak, terutama para donatur dan pemerintah daerah.“Kami sudah menerima bantuan darurat dari Pemkab Tanah Datar berupa beras, karpet, mie instan, telor, makanan kaleng, dan pakaian untuk anak-anak. Kami ingin berusaha kembali, sekaligus memanfaatkan momen Lebaran untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Bantulah kami untuk bisa berusaha kembali,” jelas para pedagang.

Dan, Yeni bersama suami kembali mengais puing-puing kios mereka yang sudah terbakar itu. Mereka berharap akan bisa menemukan sisa-sisa milik mereka, yang luput dari amukan si jago merah dan bisa dimanfaatkan kembali.(Musriadi Musanif)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini