Ribuan Naskah Kuno Beredar di Masyarakat

×

Ribuan Naskah Kuno Beredar di Masyarakat

Bagikan berita
Ribuan Naskah Kuno Beredar di Masyarakat
Ribuan Naskah Kuno Beredar di Masyarakat

PADANG -Ribuan naskah kuno saat ini beredar di masyarakat. Padahal naskah tersebut harus dipelihara instansi terkait, agar naskah bersejarah tersebut tidak punah dan kehilangan arti."Yang lebih menyedihkan, naskah kuno itu ada yang diperjual belikan," kata Sekretaris Dewan Perpustakaan Sumbar, Pramono, pada Singgalang, Jumat (4/9).

Disebutkannya, di dalam setiap naskah kuno, terdapat catatan sejarah yang punya arti penting bagi kemajuan bangsa di masa sekarang dan akan datang."Naskah kuno yang tercerai becarai di masyarakat harus segera dikumpulkan. Ini menjadi tanggung jawab pemimpin Sumbar saat ini. Sebab didalam naskah kuno itu terdapat pesan-pesan orang terdahulu yang harus dilanjutkan generasi sekarang," terang Pramono.

Dikatakannya, saat ini diperlukan political will atau kemauan politik dari pemerintah untuk melahirkan kebijakan dalam melestarikan dan mengembangkan teks klasik Minangkabau. Dengan begitu akan mudah dipahami dan dimengerti generasi sekarang. Sebab banyak ilmu yang tersimpah dalam naskah kuno," sebut Pramono.Di Jawa, terang dia, terjemahan untuk teks klasiknya sudah ada. Sehingga cerita wayang mudah dimengerti dan dipahami generasi mudanya.

Saat ini katanya lebih jauh, Dewan Perpustakaan Sumbar baru mampu mengumpulkan sekitar 300 naskah kuno. Selebihnya ada di tangan masyarakat. Bahkan hingga ke luar negeri. Seperti di Belanda. Karena itu pemerintah Sumbar, diharapkan mampu mengumpulkan kembali naskah kuno yang tercerai berai."Kalau tidak mampu mendapatkannya dalam bentuk fisik asli, kita bisa mendapatkannya dalam bentuk digital. Sebab untuk perawatan fisik naskah tersebut butuh dana yang cukup besar. Yang penting naskah itu ada di perpustakaan daerah Sumbar. Ketika masyarakat membutuhkannya, maka dengan mudah didapatkan," ujar dia.

Menurutnya, bangsa yang maju, negara yang peduli dengan arsip perjalanan bangsa di masa lalu. Kekayakaan intelektual, arsip, kalau diabai berarti itu bukan negara yang maju. Sebab sejarah peradaban itu akan berulang."Kalau ingin Minangkabau jadi gudang intelektual seperti dulu, mari kita baca lagi sejarah di masa lalu," papar Pramono. (yuke)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini