Sedikit Bicara, Banyak Bekerja

×

Sedikit Bicara, Banyak Bekerja

Bagikan berita
Sedikit Bicara, Banyak Bekerja
Sedikit Bicara, Banyak Bekerja

 [caption id="attachment_9051" align="alignnone" width="650"]Mulyadi (baju putih) didampingi sejumlah pejabat terkait di Pemkab Limapuluh Kota saat meninjau proyek pengendalian banjir di Limapuluh Kota. (*) Mulyadi (baju putih) didampingi sejumlah pejabat terkait di Pemkab Limapuluh Kota saat meninjau proyek pengendalian banjir di Limapuluh Kota. (*)[/caption]

SARILAMAK - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Petuah itu, juga dilayangkan warga Hulu Aia, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota, kepada Mulyadi, anggota DPR-RI dua periode seka­ligus kandidat Gubernur Sumbar 2015-2020.Tidak mau dianggap lupa sejarah, bagi warga Kecamatan Harau, Mulyadi dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan proyek pemban­gunan groundsill (bangunan yang dibangun melintang) Batang Sani­pan pada 2014 untuk pengamanan dan pengendalian banjir.

Dalam proyek yang bersumber anggaran dari APBN ini, Mulyadi menjabat Wakil Ketua Komisi V DPR  pada keanggotaan periode 2004-2009 ini mendorong pengucuran anggaran Rp2 miliar lebih. Di tahap ke-II tahun ini, proyek normalisasi Batang Sanipan kembali dilan­jutkan dengan anggaran tambahan Rp6,5 miliar."Benar, proyek itu hampir ada setiap tahun. Anggarannya dari APBN," sebut Deswandi, pejabat Dinas PU Limapuluh Kota.

Selain berfungsi untuk mengendalikan banjir, proyek ini juga dimaksimalkan untuk pengairan sawah dan kolam ikan petani yang berlokasi di pinggiran Batang Sanipan."Kalau bukan pak Mulyadi yang memperjuangkannya di Jakarta sana, kami warga yang bermukim di sekitar sepanjang Batang Sanipan, mungkin akan kebanjiran terus setiap musim hujan. Jadi wajar saja, kami sulit melupakan jasa pak Mulyadi," sebut Ijon, warga Hulu Aia.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Limapuluh Kota, Edward, tempo hari, tahun lalu juga dibangun jembatan penghubung dua kampung di sana.Ketika mendampingi Mulyadi ke lokasi itu, 1 April 2014, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera III (Sumbar-Riau), Asmelita, juga menyebutkan, dana untuk proyek pembangunan pengamanan pengenda­lian banjir tersebut berasal dari APBN.

Lokasinya berada sebelum jalan layang Kelok Sembilan yang sudah rampung dikerjakan serta diresmikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Pekerjaan tahap I, dikerjakan dengan kawat baronjong sepanjang 400 meter di kiri dan kanan sungai, sekaligus berfungsi untuk pengamanan badan jalan.Program tersebut, nantinya diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat Sarilamak dan sekitarnya. Soalnya selama ini berda­sarkan laporan masyarakat, bila hujan lebat turun, warga setempat selalu kebanjiran, dengan adanya pengamanan tebing sungai ini, diharapkan suatu saat nanti akan terbebas dari banjir.

Selain itu kawasan sungai tersebut, akan bisa dimanfaatkan seba­gai tempat pemeliharaan ikan larangan perairan umum yang dikelola kelompok untuk menambah pendapatan masyarakat sekitar, di samping untuk pengairan sawah.Mulyadi yang rencananya ke Pangkalan, menyempatkan hadir di lokasi tersebut. Dia didaulat untuk melakukan peletakan batu pertama pekerjaan pembangunan prasarana pengendalian banjir batang Sanipan.

Mulyadi menyebutkan pengerjaan proyek penguatan tebing sungai kemungkinan besar akan berlanjut, karena lingkungan batang Sani­pan saat ini terkesan kurang baik, sehingga berdampak terhadap sawah masyarakat yang tak mampu dialiri air sungai tersebut sehingga perlu mendapat perhatian serius.Tak hanya itu, Mulyadi juga memberikan dukungan terhadap pemban­gunan jalan dari Hulu Ai ke Kubang Balambak, yang akan berdampak ekonomi bagi masyarakat Limapuluh Kota, utamanya di Kecamatan Harau dan Kecamatan Mungka. Kemudian pembangunan jalan strategis nasional ruas Pangkalan-Galugua, sampai ke Perbatasan Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota Sastri Andiko menyebut, tanpa adanya dorongan kuat Mulyadi, maka proyek pengendalian banjir di sungai tersebut tidak sampai ke Limapuluh Kota. "Pak Mulyadi itu sedikit bicara, tapi banyak kerja," tutur Sastri Andiko.Selain pengendalian banjir Batang Sanipan, wakil rakyat asal Bukik Apik, Bukittinggi ini juga memperjuagkan pendanaan dari APBN untuk normalisasi Batang Lampasi pada 2013 senilai Rp2,1 miluar.

Lalu, normalisasi Batang Agam juga dimulai pada 2013. Pekerjaan ini diawali dengan penataan dan pengamanan sungai di kawasan Sungaipinago dan Ibuah, Payakumbuh Barat. Juga menggunakan APBN Rp6,8 miliar, ditambah APBD Payakumbuh sebanyak Rp388 juta. (pepen/bayu)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini