[caption id="attachment_59356" align="alignnone" width="650"]
Tim teknis dari UGM tengah menjelaskan cara kerja alat deteksi pergerakan tanah kepada Asisten II Yul Amri didampingi Editorial dari BPBD. (afrizal amir)[/caption]PADANG ARO - Ratusan masyarakat Jorong Liki Atas, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Sangir, berhamburan menyelamatkan diri setelah sirene alat deteksi dini berbunyi pada simulasi kesiapsiagaan bencana serta peresmian pemakaian alat tersebut, Kamis ( 19/10).
Land Slide Early Warning System (LEWS) diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Solok Selatan, yang diwakili Asisten Administrasi Umum, DR. Yul Amri sekaligus membuka simulasi penanggulangan bencana tanah longsor yang diikuti ratusan relawan dan masyarakat setempat.Dalam kegiatan tersebut, Yul Amri mengatakan setiap saat masyarakat harus selalu meningkatkat kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang akan menimpa.
"Alat ini kita miliki berkat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui permohonan yang kita ajukan. Tugas kita untuk menjaga alat ini untuk kemaslahatan kita semua," pesan Yul Amri.Kepala Pelaksana BPBD Editorial mengatakan, alat bantuan BNPB itu ditujukan untuk mengurangi tingkat resiko bencana alam khususnya bencana longsor.
"Alat senilai Rp 400 juta ini kita usulkan sebenarnya empat) unit. Namun karena keterbatasan dana BNPB , tahun kini kita dapatkan satu," terang Editorial.Terkait lokasi pemasangan ditetapkan Tim Teknis yang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM)."Kita sudah survey, tim menetapkan Liki Atas," jelas EditorialFatah, salah seorang teknisi dari UGM, mengatakan Solok Selatan merupakan salah satu daerah di antara 24 daerah di Indonesia yang mendapatkan bantuan serupa untuk tahun ini
Turut hadir pada kegiatan tersebut unsur Forkopincam Sangir, Walinagari Lubuk Gadang Selatan, tokoh masyarakat, pelajar, dan undangan lainnya. (af)
Editor : Eriandi, S.Sos
