[caption id="attachment_46796" align="alignnone" width="650"] Rina Novita da Maher Zain. (*)[/caption]JAKARTA - Tidak ada yang menyangka jika dibalik kesuksesan nama besar penyanyi Swedia kelahiran Lebanon, Maher Zain adalah berkat tangan dingin wanita asal, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Dia adalah Rina Novita. Meski tidak memiliki latar belakang di bidang seni, namun, kerja keras dan keyakinan bahwa rezeki itu milik Allah SWT, membawanya pada keberhasilan.
Suasana sejuk dan nyaman begitu terasa tatkala berada di ruang kerja Rina Novita, di bilangan, dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Beberapa foto diri dan keluarganya tersusun rapi di meja ruang kerjanya. Begitu juga dengan beberapa foto besar artis luar yang dibesarkan olehnya tertata rapi di dindingnya. Diantaranya, foto-foto Maher Zain, Harris J, yang terkenal dengan lagunya, 'Salam Alaikum'. Foto Serial cerita anak Upin Ipin yang menjadi tayangan kartun anak fenomenal di negeri ini. Film layar lebar anak Boboiboy.Rina mengikuti ungkapan orangtuanya, 'orang Minang umumnya kalau tidak menjadi pendidik, menjadi seorang pedagang'. Berlatar belakang pemikiran seperti itu, wanita yang menjadi Anggota APEC Energy for Sustainable Communities, berkedudukan di Honolulu, Hawaii di 1997 – 1999 ini pun, mengkombinasikan keduanya. 'Berbisnis berbasis pendidikan'.
Di 2009, wanita berpendidikan akhir S2 Sosiologi Pembangunan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia ini, membangun PT Digital Network Aesthetik (DNA Prod). Proyek pertamanya, serial kartun anak Upin Ipin yang ditayangkan di MNCTV."Saya tidak menyangka, jika Upin Ipin menjadi fenomenal. Awalnya upin ipin, tidak direncanakan. Saat itu saya antar anak magang ke Malaysia, anak saya tanya, bisa tidak masukin Upin Ipin di televisi di Indonesia? Lantas saya Bismillah saja Alhamdulillah, Upin Ipin menjadi fenomenal di Indonesia. Dialek yang diucapkan tokoh kartun ini, sangat disukai dan diucapkan dibebagai provinsi Tanah Air," ucap Founder DNA Production pada Singgalang di kantornya, Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.Tantangan serupa dialami juga oleh wanita yang pernah menjabat Direktur program dan kerjasama Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKS) di tahun 2000-2002 ini, ketika mengenalkan Maher Zain ke Indonesia. Banyak lebel yang beranggapan penyanyi asing membawakan lagu religi tidak akan laku di Indonesia. Bahkan, vokalis Padi, Fadli pun sempat tidak yakin kalau Maher Zain akan disambut olah pencinta musik Tanah Air.
" Bismillah saja. Alhamdulillah, pendengarn saya tidak salah. Lagu Maher Zain sangat disukai. Bahkan ia menerima 25 platinum dari lagu-lagu yang terjual," terang lulusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jabar dan pemilik sertifikat Public Relation dari London PR School, Jakarta 1990 ini.(dudung)
Editor : Eriandi