PADANG- Berzikir, hanya itu yang bisa dilakukan Surawan (32) bersama lima pemancing lainnya di atas lambung kapal nelayan yang ditompanginya terbalik di Kawasan Gosong Gadang, Minggu (21/6) malam.
Selama 13 jam terapung-apung di laut lepas, keenam pemancing plus empat lainnya akhirnya selamat. Kini yang masih dalam pencarian tiga lainnya.
“Kami awalnya sudah pasrah karena betul-betul ngeri dan suasana yang sangat gelap. Saya hanya minta kepada semua kawan-kawan jangan berhenti berdzikir, kalau pun kita mati maka kita masuk surga,” ungkap Surawan saat menceritakan peristiwa yang dialaminya itu kepada Singgalang dikediamannya Jalan Patenggangan No. 3 F Air Tawar Barat, Kota Padang, Senin (22/6) siang.
Wawan, sapaan Surawan, bersama sekitar 13 orang termasuk kru kapal berangkat dari Pelabuhan Muara Padang menuju Pulau Toran untuk memancing ikan pukul 09.00 WIB Minggu (21/6). Pulau Toran secara administratif termasuk dalam Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Firasat kurang mengenakkan memang sudah ada terasa oleh Wawan. Pertama mau berangkat dari rumah dompetnya ketinggalan, lalu balik lagi. Lalu, sewaktu dalam perjalanan mesin kapal sempat mati. Namun keinginan untuk memancing begitu tinggi maka perjalanan dilanjutkan.
Sampai di Pulau Toran sekitar pukul 11.30. Suasana kurang enak pun pun kembali dirasakan Wawan. Angin pun tak seperti biasanya, terlalu dingin dan pancingan pun tak dapat awalnya, walau pun akhirnya ada ikan yang berhasil juga didapatkan.
Setelah memancing selama 5,5 jam maka sekitar pukul 17.00 direncanakan mau kembali ke Pantai Muara.
Melihat kondisi cuaca yang tengah hujan disertai badai maka diputuskan untuk menggantikan kapal. Dihubungi ke Pantai Muara. Dijemput-lah dengan kapal yang lebih agak besar dari kapal pertama.
Maka berangkat-lah pemancing bersama kapal kedua itu. Baru sekitar 1 jam perjalanan tiba-tiba kapal dihantam gelombang dan kapal itu pun terbalik dan berputar arah.
“Betul-betul ngeri. Kita diterpa badai, gelombang besar dan suasana di sekitar itu sangat gelap. Belum lagi dinginnya udara,” ucap Wawan.
Alhasil, Wawan pun berteriak kepada kawan-kawannya untuk tetap bisa berdekatan.
“Awalnya kami terpecah-pecah. Setelah saling teriak untuk saling dekat maka hanya enam orang yang bisa berkumpul. Yang lainnya masih terpencar. Ada yang mempergunakan jerigen dan kayu untuk bisa bertahan,” katanya.
Sekitar pukul 20.00 keenam orang itu Fikram Mukaliq (20), Tri Andika (23), Surono, Taufik Hidayat (26), Efendi Mursalim (54), dan Surawan (31) bisa naik ke lambung kapal. Beruntung HP Taufik Hidayat tidak kecebur air.
Dengan naik diujung lambung kapal, Taufik-lah yang mencoba untuk mengontak kepada Mitra rekan Wawan yang tengah berada di daratan untuk melaporkan ada kapal terbalik dan minta dikirim tim SAR.
Beberapa rekan Wawan yang didarat melaporkan ke Basarnas, BPBD dan Pol Airud. Sekitar pukul 21.00 dikabarkan tim SAR dan lainnya itu melakukan pencarian dititik koordinat yang disampaikan Taufik saat dikontak Musidiq dan Yogi tetangga Wawan.
“Jadi, di atas lambung kapal itu. Kami semua berpegangan dengan tali agar tidak terjatuh ke air,” kata suami dari Leni itu.
Karena kondisi cuaca yang tidak baik maka tim pencarian belum bisa mendapatkan di mana titik lokasi kejadian.
Alhasil, Wawan cs., pun hanya bisa bertahan di lambung kapal. “Tidak satu patah kata pun yang keluar dari mulut kami. Semua terdiam karena juga menjaga kondisi kami agar jangan lelah,” jelas Wawan yang memang hobi memancing tersebut.
Cukup lama merasakan dinginnya suhu belum lagi hempasan gelombang yang menerpa wajah makanya Wawan terus memotivasi rekan-rekannya. “Saya minta kawan-kawan terus berdzkikir. Kalau pun kita tidak selamat atau mati maka kita masuk surga,” begitu motivasi Wawan kepada lima rekannya itu.
“Bagi saya selain berdzikir juga ingat putri satu-satunya dan istri. Itu kian menambah semangat saya untuk bertahan,” ungkap Wawan sambil mencium putrinya, Alya 5,5 tahun sejak semalam menunggu kedatangan ayahnya itu.
Setelah 13 jam terapung-apung. Dari pukul 20.00 sampai pukul 09.00 baru-lah keenam pemancing itu ditemukan oleh tim Basarnas dan tim penyelamat lainnya.
“Sekitar pukul 09.00, kami ditemukan oleh tim penyelamat. Kain panjang yang kami bawa itu-lah sebagai pertanda kami kepada tim penyelamat,” kata Wawan yang sehari-hari bekerja di counter HP dr. Daud Ulak Karang itu.
Setelah keenam itu dievakuasi ke kapal Basarnas, satu jam kemudian ditemukan lagi empat orang dalam kondisi selamat pula.
“Setelah kami dievakuasi ke Pantai Muara dilakukan pemeriksaan kesehatan. Saya dapat cerita masih ada tiga lagi yang belum diketemukan,” kata Wawan yang saat ini masih dalam kondisi lemah.
Ke-10 pemancing serta kru kapal yang selamat sampai pukul 10.00 WIB dari data Basaranas Padang adalah Fikram Mukalik, Taufik Hidayat, Triandika Ananda, Sorono, Efendi Mursalim, Surawan, Alfajri, Suranto, Koda Rodi dan Junaidi. (dede amri)