Himapol Indonesia dan Suara Milenial Cari Sosok Presiden Alternatif

×

Himapol Indonesia dan Suara Milenial Cari Sosok Presiden Alternatif

Bagikan berita
Foto Himapol Indonesia dan Suara Milenial Cari Sosok Presiden Alternatif
Foto Himapol Indonesia dan Suara Milenial Cari Sosok Presiden Alternatif

[caption id="attachment_65605" align="alignnone" width="650"] Para pengurus Himapol Indonesia bersama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (ist)[/caption]JAKARTA - Merespon isu-isu politik yang berkembang belakangan ini, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Indonesia bekerjasama dengan Suara Milenial (SM) menggelar diskusi rutin dengan tema “Milenial Mencari Sosok Presiden Alternatif”.

Kegiatan ini akan diadakan secara berkala mulai awal April hingga Juli di beberapa kota besar di Indonesia, dengan mengundang tokoh-tokoh politik atau nama-nama calon presiden alternatif yang muncul belakangan ini.Acara pertama sekaligus launching gerakan “Suara Milenial” yang akan diadakan di Ciputat pada 4 April 2018 dengan narasumber Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.

Kepala Divisi Kajian Sosial Politik dan Keilmuan Himapol Indonesia, Earvin Qushairy menjelaskan kegiatan ini untuk mengenalkan sosok terbaik bangsa yang akan ditawarkan ke publik menjadi calon presiden.“Kami berangkat dari kegelisahan teman-teman melihat sosok calon presiden yang hanya berkutat antara dua nama Jokowi dan Prabowo. Padahal bangsa ini tidak kekurangan stok pemimpin hebat. Persoalannya, tokoh-tokoh ini kurang terekspos oleh media sehingga publik tidak tahu. Jadi melalui kegiatan ini kami ingin mengkaji, memperkenalkan, lalu menawarkan ke publik”, ujarnya dalam siaran pers yang diterima SINGGALANG, Jumat (23/3).

Earvin juga menambahkan, bersama teman-teman Suara Milenial (SM) pihaknya tidak hanya melakukan diskusi, tapi juga akan rutin melakukan safari politik ke berbagai tokoh, ormas, lembaga semacam KPK hingga Komnas HAM, dan memberi tawaran nama-nama calon presiden ke semua partai politik. (arief)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini