90 Menit dengan HRS di Mekkah

×

90 Menit dengan HRS di Mekkah

Bagikan berita
Foto 90 Menit dengan HRS di Mekkah
Foto 90 Menit dengan HRS di Mekkah

[caption id="attachment_78479" align="alignnone" width="650"] Ilham Bintang bersama Habib Rizieq Shihab (ist)[/caption]Catatan Ilham Bintang

HABIB Rizieq Shihab (HRS) tak banyak berubah dalam “pengungsiannya “. Tetap semangat, energik, menggebu- gebu, humoris dan sesekali “menyalak” untuk penekanan prinsipnya. Tiada kesan sama sekali punya kesusahan. Padahal, April ini sudah dua tahun dia di tanah suci dengan status cekal, tak boleh keluar dari Saudi.Itulah kesan yang saya peroleh ketika bertamu di rumah HRS yang berjuluk Imam Besar Umat Islam Indonesia di Mekkah, Rabu (3/4) petang. Menghapus anggapan saya semula, mengira dia sengsara dalam pengasingan, dan karena itulah sebab utama mendorong saya menemuinya. Silaturahmi dengannya tak dinyana berlangsung sekitar 90 menit. Diakhiri dengan Salat Ashar berjamaah yang diimami oleh tuan rumah.

Dalam perbincangan sore itu, dia mengutarakan kerinduannya pada Tanah Air.Ia ingin kembali untuk setidaknya, satu hari saja. Hadir pada Pemilu 17 April untuk menggunakan hak pilihnya. Ia sudah mengajukan surat kepada pihak berwenang di Saudi yang mencekalnya. Cekal?

“Itu saya tahu atas permintaan pemerintah Indonesia. Pemerintah Saudi sendiri lebih suka menggunakan alasan demi keselamatan jiwa saya. Pemerintah Saudi sangat baik terhadap saya dan keluarga. Memperlakukan saya sangat istimewa,“ ungkap HRS.Kalau baik, kenapa Anda dicekal, dan tidak menggugat itu? “Orang baik masak saya gugat? Mereka kan bertindak atas permintaan Jakarta, melalui saluran G to G (saluran pemerintah),” sahutnya.

Kalau begitu kenapa tidak menggugat pemerintah Indonesia, melalui lawyer di Jakarta, misalnya. “Sudah. Seribu lawyer sudah menyoal itu, tetapi tidak pernah digubris. Makanya saya berkesimpulan kasus saya bukan kasus hukum, yang bisa diselesaikan dengan kaidah hukum. Kasus overstay saya di Saudi sudah diputihkan. Nol. Ini baru tiga minggu lalu. Kasus saya kasus politik. Mungkin, yah, mungkin, selesai sendiri setelah Pemilu di Indonesia, “ ucapnya menduga sambil melepas tawa.Anda sudah mengajukan permohonan pulang ke Indonesia. Seberapa besar peluang dikabulkan. “Fifty - fifty,” sahutnya cepat.

HRS tinggal bersama Umi Syarifah Fadhlun, isterinya, dan tiga puterinya di sebuah apartemen yang cukup luas di daerah Syari' Sittin District Makkah, sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Empat anaknya tetap tinggal di Jakarta.Selain dengan anak isteri, sehari-hari HRS mendapat pengawalan sekitar 10 jamaahnya. Seperti yang tampak hari itu. Namun, tidak jelas apakah mereka juga tinggal seapartemen dengan HRS. Penulis Buku “Hancurkan Liberalisme, Tegakkan Syariat Islam” menyebut pengawalnya itu pengurus FPI di Saudi. Mayoritas mereka adalah Mukimin yang belasan sampai puluhan tahun tinggal di Saudi.

Saya tiba di rumah HRS pukul tiga siang. Diantar oleh Irgian Yudhi Bakhtiar, staf TPA Tamasek —travel yang berkolaborasi dengan Albilad Tour & Travel Jakarta —menghandle umrah saya di Tanah Suci.Ruang tamu HRS cukup luas. Bisa menampung sekitar 100 tamu, digabung dengan ruang terpisah untuk tamu perempuan sekitar 50 jamaah mencapai 150 orang. Sebesar itulah jumlah rata-rata tamu setiap hari di rumah HRS. Tidak bermaksud berkelakar, Irgi bilang sejak mukim di Mekkah, praktis sejak itu rumah HRS masuk dalam agenda jamaah haji maupun umrah untuk diziarahi. Irgi tahu itu, karena ia sering juga mengantar jamaah travelnya ke sana. Terakhir, ia mengantar Anggota DPR-RI dari PAN, Eko Patrio ke rumah HRS.

Ketika tiba di ruang tamu sudah ada sekitar 40 jamaah berada di situ. Menunggu Habib datang. Mereka jamaah dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga WNI yang sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun bermukim di Saudi.Tuan rumah menyediakan aneka makanan ringan buat para tamu. Mulai dari kurma sampai dodol garut dan beberapa kue kering lainnya, termasuk teh Arab, dan air mineral. Lima - enam orang staf HRS tak putus -putus keluar masuk dapur untuk menyajikan penganan. Staf lain menjaga telepon untuk menerima kontak tamu yang sudah disetejui bertemu dengan ponggawa ormas Islam Front Pembela Islam itu. Ada juga bertugas sebagai penjaga pintu.

“Ini salah satu keistimewaan yang saya peroleh dari Pemerintah Saudi. Boleh menerima tamu dalam jumlah banyak di rumah. Ini mewah sekali. Karena ini tidak mudah. Jangankan saya yang warga asing, warga Saudi sendiri pun tidak akan bikin pertemuan seperti ini kalau tak mau berurusan dengan pihak yang berwajib,” cerita HRS.Jumlah tamu itu pun sudah dibatasi dan seleksi. Kalau tidak, tamu yang datang bisa meluber sampai ke lapangan parkir luar, bahkan di jalanan. Semua jamaah haji maupun umrah mau ziarah ke rumahnya. Terpaksa diatur dua tamu mewakili tiap travel. Tamu- tamu harus dapat konfirmasi dari satu pintu. Staf yang satu-satunya ditugaskan untuk itu.

Kasus penyusup yang menempel bendera ISIS di rumahnya tempo hari membuatnya trauma. Sejak itulah tamu diperketat. Gegara itu seharian HRS diinterogasi polisi Saudi.Saya pun menempuh prosedur itu. Irgi yang mengatur. Sejak hari pertama tiba di Mekkah saya minta. Saya menyampaikan kepada Irgi jadwal saya di Mekkah sampai Kamis pagi. Sebab hari itu saya akan meneruskan perjalanan ke Madinah.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini