PADANG – Inisiatif #AmanBersamaGojek terbukti membuat mitra driver Gojek semakin merasa aman dalam memperoleh pendapatan di dunia digital. Keamanan mitra ini menjadi poin penting di tengah meningkatnya migrasi pelaku usaha dari offline ke online semasa pandemi COVID-19.
Rasa aman tersebut tercermin dari hasil riset terbaru yang dilakukan Gojek kepada para mitra ekosistemnya. Mayoritas mitra driver (92%) menyatakan akun mitra driver mereka kini lebih aman, salah satunya dengan adanya fitur verifikasi wajah. Tidak hanya itu, mitra driver
juga merasa bahwa keamanan fisiknya lebih terjamin di masa pandemi dengan adanya protokol J3K (Keamanan, Kesehatan dan Kebersihan), ditambah sistem suspensi yang transparan membantu mereka beraktivitas dengan nyaman.
Hal di atas diamini Leni Marlina (74), driver GoRide Padang. “Benar saya merasa lebih aman dengan adanya sistem berbagai pembaharuan inovasi teknologi di bawah payung Gojek SHIELD sesuai inisiatif #AmanBersamaGojek,” kata Leni berbagi cerita, pada Singgalang beberapa waktu lalu.
Ditambah lagi belum lama ini dia menerima alat sekat dari Gojek. Alat itu menambah keberaniannya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat Kota Bingkuang. Dua hari hujan mengguyur Kota Padang. Selama itu driver Gojek itu seolah berpacu dengan derasnya air pemberian Tuhan dari dari langit. Leni Marlina, driver Gojek dengan semangat mengendarai motornya. Tancap gas mengantarkan penumpang ke alamat.
Leni adalah salah seorang driver Go Ride yang mendapatkan alat sekat sebagai pelindung dirinya dengan penumpang untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19, beberapa waktu lalu. Dengan alat sekat itu dia lebih percaya diri dalam menjalankan profesinya.
“Alhamdulillah saya satu dari sekian banyak driver yang dapat alat sekat ini. Dengan alat sekat antara saya dan penumpang merasa lebih aman. Takut kalau-kalau saya atau penumpang yang sakit, satu sama lain bisa terhindar dari virus corona,” kata Leni yang baru saja mengantar penumpang ke kawasan Siteba Padang.
Diceritakannya, sejak wabah corona melanda Sumbar, otomatis orderannya ikut terimbas. Sebab masyarakat takut keluar rumah. Meski demikian, Leni tetap optimis menjalankan profesinya, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehahatan. Mulai dari memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan setiap kali mau makan, minum apalagi pulang ke rumah.
Leni punya dua anak yang masih kecil, karenanya dia tak ingin jantung hatinya terpapar virus menular itu.
Leni mulai profesinya sebagai driver ojol sejak 2,5 tahun lalu. Selama itu setiap pagi dia selalu ready mengantarkan penumpangnya. Bedanya di masa pandemi dia harus berhati-hati benar dalam menjaga kesehatan. Jika tidak virus Covid-19 tantangannya.
Kehadiran Gojek di Padang memberi arti besar bagi ibu empat anak tersebut. Dengan menjadi driver GoRide dan GoSend. Sebab dia tak terikat dengan waktu seperti orang kantoran. Artinya dia bisa tetap bekerja sambil mengawasi anak-anak. Ketika orderan ada yang bekerja sesuai waktu yang ditentukan.
“Yang penting terus berusaha,” ujarnya.
Dia berharap Gojek selaku perusahaan yang menggunakan platform digital terus berjaya meski di tengah pandemi Covid-19. Dengan begitu ekonomi orang-orang kecil seperti dirinya terus berjalan meski di tengah situasi sulit seperti sekarang.
Head of Regional Corporate Affairs wilayah Sumbagut Gojek Dian Lumban Toruan, dalam pers rilisnya mengatakan kesehatan dan keamanan mitra dan konsumen merupakan prioritas Gojek.
“Kami paham di tengah situasi saat ini, masyarakat membutuhkan solusi dalam menjalankan aktivitas keseharian. Tentunya dengan tetap menjaga kesehatan dan keamanan. Melalui inisiatif Jajga Kesehatan , Kebersihan dan Keamanan (J3K) ini, Gojek ingin memastikan masyarakat dapat merasa aman dalam beraktivitas dan tentunya terus mengandalkan layanan-layanan kami” sebutnya.
Dikatakannya, alat sekat itu diberikan secara gratis untuk driver atau mitra Gojek, sehingga mereka merasa nyaman dan aman saat mengantar dan menjemput konsumen.
Sementara, Chief Information Security Officer (CISO) Gojek Group – George Do, dalam pers rilisnya pada 18 Oktober 2020 mengatakan, pihaknya terus memperkuat keamanan sistem dengan melakukan berbagai pembaharuan inovasi teknologi di bawah payung Gojek SHIELD
sesuai inisiatif #AmanBersamaGojek. Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di platform mitra driver dan mitra merchant.
Inovasi terbaru di sisi platform mitra driver, kata George, adalah inovasi verifikasi wajah mitra driver. Fitur tersebut berfungsi memastikan kesesuaian data dan informasi mengenai identitas mitra driver.
Lapisan keamanan tambahan ini bisa melindungi mitra dari berbagai upaya pengambilalihan akun secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab. Fitur verifikasi wajah wajib digunakan oleh mitra driver yang ingin masuk (login) ke aplikasi untuk menjalankan order. Inovasi ini melengkapi inovasi lainnya yaitu penyamaran nomor telepon (number masking), tombol darurat (emergency button) dan bagikan perjalanan (share trip).
Inovasi keamanan juga dilakukan di platform GoBiz untuk mitra merchant, yang mana platform ini telah dilengkapi dengan fitur verifikasi PIN, OTP (kode rahasia One Time Password), dan fitur ‘Kelola Pengguna GoBiz’ untuk melindungi data pribadi usaha mitra merchant . Selain itu, calon mitra juga bisa menjadi mitra usaha Gojek dengan aman dan mudah tanpa perantara melalui inovasi terbaru yaitu Fitur Daftar Mandiri GoBiz. Calon mitra merchant bisa langsung registrasi, verifikasi dan aktivasi akunnya dalam satu genggaman.
Lebih jauh lagi, Gojek meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya di bidang keamanan digital dengan menambah jajaran pemimpin senior dengan keahlian mendalam di bidang keamanan siber serta pengalaman global di industri teknologi. Mereka termasuk Chief Information Security Officer George Do yang berpengalaman di NASA dan Equinix perusahaan investasi real estate yang terdaftar di Nasdaq; serta Chief Information Officer Petrus Phoa yang pernah memimpin tim keamanan di PayPal, Github dan Box.
GoPay Head of IT Governance, Risk and Compliance, Information Security Ganesha Saputra menambahkan, usaha Gojek tidak berhenti di teknologi saja. Platform karya anak bangsa ini terus melakukan edukasi komprehensif kepada mitra driver, mitra merchant dan masyarakat. Edukasi dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi milik perusahaan dan kanal eksternal seperti sosial media dan webinar publik, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kominfo RI dan Siberkreasi.
Edukasi ini penting mengingat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah dan berbanding terbalik dengan penggunaan aplikasi digital yang makin meningkat.
Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada Tony Seno Hartono, mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, kejahatan digital yang berbasis manipulasi psikologis/social engineering masih terjadi di masa pandemi. (yn)