Afrianti Butuh Uluran Tangan Dermawan

×

Afrianti Butuh Uluran Tangan Dermawan

Bagikan berita
Afrianti Butuh Uluran Tangan Dermawan
Afrianti Butuh Uluran Tangan Dermawan

[caption id="attachment_49680" align="alignnone" width="1024"]Afrianti (34) penderita gagal ginjal dan masih dirawat di RSUD Painan. Dia membutuhkan uluran tangan para dermawan agar bisa berobat ke RSUP M. Djamil Padang. (niko) Afrianti (34) penderita gagal ginjal  masih dirawat di RSUD Painan. Dia membutuhkan uluran tangan para dermawan agar bisa berobat ke RSUP M. Djamil Padang. (niko)[/caption]PAINAN- Afrianti (34), warga Tuik Koto Gunuang Kampuang Baru, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan membutuhkan uluran tangan para dermawan.

Dia divonis gagal ginjal. Iba hati melihatnya. Sekarang nafasnya sesak, susah bicara dan tidurpun tidak bisa. Bagian kaki dan wajahnya mulai membengkak.Saat ini, dia tengah dirawat di RSUD M Zain Painan. Pihak rumah sakit telah menganjurkan untuk di rujuk ke RSUP M. Djamil Padang untuk cuci darah. Dia membutuhkan golongan darah 0.

Makin memilukan, darahnya juga mulai berkurang atau terjangkit anemia.

Sang suami, Nopal (40) terpukul dengan penderitaan sang istri. Kepada Singgalang, dia bercerita sudah tidak ada lagi uang untuk berobat. Semua tabungan sewaktu bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di Malaysia telah habis."Habis 10 ribu ringgit untuk berobat ketika di rawat di RS Malaysia, termasuk ongkos dan pengurusan paspor," kata Nopal, Rabu (22/2) di Painan.

Di Malaysia, istrinya berobat melalui jalur umum. Mahal biayanya. Akhirnya, pihak RS di Malaysia menyarankan untuk dirujuk saja ke RS di kampung halaman. "Sebab, jika kita bukan pribumi di sana akan lebih mahal lagi biaya pengobatan yang harus dikeluarkan," katanya.Setiba di RSUP M. Djamil Padang, isterinya itu sempat dirawat selama tiga hari pada minggu lalu. Itupun jalur umum, karena keluarga belum memiliki kartu BPJS yang bakal dapat meringankan beban biaya berobat.

"Saya masih ingat waktu istri saya dirawat di RSUP M Djamil Padang seminggu yang lalu. Pada pagi harinya istri saya sudah diperbolehkan pulang. Katanya istri saya sudah normal kembali. Tekanan darah pun sudah bagus. Namun ketika saya sudah selesai mengurus segala administrasi, berkemas barang dan telah menandatangani pembayaran, tiba -tiba pihak labor di RSUP M Djamil Padang tidak memperbolehkan Afrianti pulang, karena ginjalnya yang tidak baik. Akhirnya, saya memutuskan saja untuk membawa pulang istri. Menimbang, uang saya tidak ada lagi untuk membayar biaya pengobatan,"jelasnya.Tidak lama waktu berlalu, nafas Afrianti semakin sesak, sehingga dibawa ke RSUD M. Zain Painan guna mendapatkan pengobatan. Di sana, Fia disarankan untuk segera dirujuk ke RSUD M Djamil Padang. Tapi apa daya, uang tidak ada, tempat meminjam kepada para dunsanak di kampungpun juga tiada. Kartu BPJS yang tengah diurus baru bisa aktif pada 2 Maret 2017.

Ketika Singgalang mencoba untuk meminta pertolongan kepada pihak BPJS supaya tanggal aktif dipercepat ternyata tidak bisa lagi. Hal ini disebabkan nomor NIK sudah terdaftar secara online. Bisa ditolong hanya ketika nomor NIK pasien belum terdaftar.

Kini si suami bertambah bingung dan sedih hati. Ia ingin sekali membawa istri tercinta untuk dibawa ke RSUP M Djamil Padang supaya mendapatkan pertolongan lebih cepat, tapi apa daya uang yang tidak cukup menjadi kendala utama."Kalau cuci darah ke RS Padang itu paling tidak sekali cuci habis uang Rp5 juta, Pak. Saya ingin sekali istri saya sembuh. Saya kalut. Kemana saya harus meminta pertolongan lagi," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Dia berharap uluran tangan dermawan dan kemurahan hati para dermawan. Hingga kini, sang istri masih di RSUD M Zain Painan. Meskipun pihak RS setempat telah memberikan rujukan ke RSUP M Djamil Padang. (niko)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini