[caption id="attachment_35696" align="alignnone" width="650"]
Para alumni asrama Bouganville Unand di Air Tawar malapeh taragak, Selasa (12/7). Mayoritas di antara mereka adalah orang-orang hebat dan sukses. (effendi)[/caption]
PADANG - Di era, 60-an hingga 80-an, Asrama Bouganville Universitas Andalas (Unand) di kampus Air Tawar, dikenal. Banyak orang-orang hebat dan orang-orang pilihan (karena hanya berkapasitas 20 orang), dilahirkan di sana. Selasa (12/7), para penghuni asrama itu malapeh taragak di Padang."Lapeh taragak basobok kawan lamo, samo-samo penghuni asrama Bouganville,'" kata Prof. M. Hafil Abbas yang masuk Fakultas Peternakan Unand pada 1965. Dia menghuni asrama itu sekitar 1969 bertepatan dengan penyusunan skripsi untuk menyelesaikan sarjananya.
Ditambahkan Asfaruddin, pensiunan dosen Fakultas Pertanian Unand, yang bisa masuk asrama itu adalah mahasiswa yang akan menyusun skripsi. Karena penghuni asrama adalah mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, tak heran sesama mereka saling melengkapi dan membantu, termasuk uji mental sebelum disidangkan tim penguji.
Sejumlah tokoh alumni Asrama yang hadir, Syahrial Syam (mantan pejabat di Pemprov Sumbar dan terakhir menjadi Kepala BKP), Batiori (mantan Kadisperta Sumbar), Zadri Hamzah (mantan Sekdakab Limapuluh Kota), Yusrizal M. Zen, Djaswir Zein dan lainnya.Dari luar Sumbar yang ikut hadir antara lain Fachri Yasin (mantan Dekan Faperta UNRI), Muswerry Muchtar (Jakarta), Chairul Bahri (pensiunan Dirut Askrindo Jakarta) dan beberapa orang hebat lainnya. Asrama penuh kisah dan kenangan itu, mulai dihuni mahasiswa pilihan asal Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan dan FMIPA (karena kampusnya berada di kawasan Air Tawar) sekitar 1967. Dan berakhir di awal 80-an, menyusul kampus Unand akan dipindahkan secara bertahap ke Limau Manis."Semoga ada pula asrama Bouganville Unand di kampus Limau Manis yang dihuni oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan skripsinya. Sebab dalam tahap ini, mahasiswa butuh tempaan dan belajar dari sesama mereka sebelum disidangkan tim dosen penguji," kata Fachri Yasin yang sengaja datang dari Pekanbaru. (pendi)
Editor : Eriandi
