Anak-anak Pangkalan Itu Mulai Tertawa Riang

×

Anak-anak Pangkalan Itu Mulai Tertawa Riang

Bagikan berita
Anak-anak Pangkalan Itu Mulai Tertawa Riang
Anak-anak Pangkalan Itu Mulai Tertawa Riang

[caption id="attachment_50498" align="alignnone" width="650"]Anak-anak korban banjir tertawa riang mendengar cerita dongeng tim DDS. (*) Anak-anak korban banjir tertawa riang mendengar cerita dongeng tim DDS. (*)[/caption]SARILAMAK - Puluhan bocah asal Jorong Lubuak Gadang, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota, tertawa terpingkal-pingkal, Minggu (12/3) siang.

Tawa ini lepas, setelah mereka menyimak dongeng berjudul persahabatan empat ekor binatang, yang diceritakan Suci Febrianti Irem dan Rahmi Hidayati, dua dari belasan psikolog, yang dihadirkan Dompet Dhuafa Singgalang (DDS).Selain mendongeng, para psikolog dan konselor yang hadir dalam program trauma healing pasca bencana itu, juga berinteraksi dengan anak-anak lewat permainan bola kaki, teka-teki, menyanyi, main balon, baca puisi bahkan main game positif.

"Semalam setelah bencana melanda Limapuluh Kota, Jum'at (4/3) lalu, kami sudah berada di Pangkalan Koto Baru," kata pembina Dompet Dhuafa Singgalang Sumbar Musfi Yendra, kepada Singgalang di sela-sela memonitor kegiatan adik asuhnya tersebut.

DDS ini, merupakan anak cabang Dompet Dhuafa Republika bentukan Parni Hardi, yang hadir di Sumbar sejak 2007 sebagai lembaga sosial dan lembaga zakat nasional. Tidak sedikit bentuk bencana di Ranah Minang, ikut ditangani oleh DDS. Paling rutin itu pendidikan, kesehatan dan kasus kesenjangan sosial.Selain Musfi Yendra, dua pembina DDS lainnya adalah Pimpinan Umum Harian Singgalang Basril Djabar dan tokoh yang meyakinkan DDS perlu hadir di Sumbar, Khairul Jasmi, mantan wartawan Republika yang PEmred Harian Singgalang.

Menurut Musfi Yendra yang didampingi oleh Branch Manager DDS, Defri Hanas, selain menghadirkan konselur dan psikolog, untuk membantu korban bencana banjir dan longsor di Limapuluh Kota, terutama Pangkalan Koto Baru, pihaknya punya sederet program.Ini terwujud, buah bantuan Forum Minang Maimbau (FMM), Auto 2000, AFFCO west Sumatera, LAZ Chevron dan donatur lainnya. Meliputi dapur umum, evakuasi korban, sekolah ceria aksi bersih rumah warga dan fasilitas umum, pengobatan massal dan trauma healing, untuk mengurangi gangguan psikologis, terutama pada usia anak.

"Untuk pengobatan massal, tadi kita data ada 60-an pasien yang terlayani. Baik di posko, ataupun didatangi langsung ke rumah-rumah penduduk. Kalau yang didatangi ini, itu rata-rata lansia. Mereka menderita sakit gatal-gatal pasca bencana," sambung Defri Hanas.Kedatangan psikolog dan tim medis dari Forum Indonesia Muda dan Health Care Community yang difasilitasi oleh DDS tersebut, membuat masyarakat korban bencana di Pangkalan merasa memiliki dunsanak baru. Satu sama lain berinteraksi.

Cas gratis

Selain mendatangi korban banjir satu persatu, relawan DDS yang jumlahnya 50-an orang, juga melakukan pemungutan sampah dan material sisa banjir menggunakan dua unit mobil pick-up. "Dalam sehari, bisa 4 ton sampah kita kumpulkan," sambung Musfi Yendra.Tidak sampai di sana, DDS juga menyediakan fasilitas cas telepone genggam gratis bahkan hotspot yang mulai menyala sejak beberapa hari belakangan. "Kita bawa mobil keliling. Ini ada penyediaan cas gratis. Sasarannya, selain warga, petugas dan relawan lain yang mungkin tidak bisa berkomunikasi karena telepone genggam mati," katanya.

Bupati Irfendi Arbi mengaku bangga dan terharu, dengan semangat relawan dari beragam daerah yang turun langsung menangani bencana di daerahnya. Termasuk DDS. "Tiada ungkapan, kecuali bangga dan syukur atas empati dari DDS. Sampaikan salam hormat saya pada Uda Bas dan pak KJ," kata Bupati.Ini diungkapkan Irfendi, bersama Dansatgas Penanggulangan Bencana AKBP Bagus Suropratomo, Wadansatgas Letkol Inf Heri Sumitro dan Kajari Payakumbuh Hasbih, saat menyambut kedatangan rombongan DDS yang dipimpin Musfi Yendra, di Posko Utama Tanggap Darurat, kemarin.

Bantuan dari relawan dan lembaga sosial tersebut, kata Irfendi tidaklah sedikit. "Hal ini pula yang membuat kami, dapat bekerja lebih cepat dan terukur. Kalau tidak ada bantuan relawan, donatur serta seluruh pihak yang peduli dengan bencana Limapuluh Kota, mustahil bagi kami cepat bekerja. Terpenting juga dukungan media," demikian Irfendi, Bagus dan Heri Sumitro. (*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini