Anak Miskin Itu Terserang Lupus

×

Anak Miskin Itu Terserang Lupus

Bagikan berita
Foto Anak Miskin Itu Terserang Lupus
Foto Anak Miskin Itu Terserang Lupus

[caption id="attachment_52404" align="alignnone" width="640"]os, (53), bersama Nisa, (23), anak bungsunya yang menderita penyakit Lupus. (Yuke) os, (53), bersama Nisa, (23), anak bungsunya yang menderita penyakit Lupus. (Yuke)[/caption]PADANG - Sudah hampir sepekan Yos (53) tak turun ke sawah orang. Padahal upah sebagai buruh tani juga untuk menutupi kekurangan penghasilan suaminya Ismail yang juga berstatus sebagai buruh tani.

Yos, tak ke sawah karena kondisi kesehatan anaknya Anisa Mardiah, (23) yang menderita penyakit Lupus sedang menurun. Jika sudah begitu, bungsu empat saudara itu tak bisa beraktivitas selayaknya remaja sehat.Dia harus ditunggui ibunya, karena tak bisa bergerak dengan leluasa. Alhasil, pendapatan untuk biaya hidup sehari-hari dari kedua orangtuanya yang buruh tani itu, kadang cukup kadang tidak.

"Baa wak ka maninggaan Nisa, nyo kini sadang sakik. Kok lah sakik, Nisa ndak bisa manga-manga lai,(Saya tidak bisa meninggalkan Nisa sendirian. Kalau Nisa sakit dia tidak bisa beraktivitas)," terang Yos, membuka pembicaraan dengan Singgalang, Rabu (26/4).

Diceritakannya, Nisa divonis dokter terjangkit Lupus sejak tiga tahun terakhir. Kondisi terparah dijalani Nisa, saat wajahnya melepuh, seperti terkena air panas. Rambutnya rontok, mata dan hidungnya mengeluarkan darah.Lupus, penyakit inflamasi kronis yang disebabkan sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi akibat Lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, misalnya kulit, sendi, sel darah, paru-paru dan jantung.

Tiga tahun lalu, Nisa tercatat sebagai mahasiswi Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP). Aktivitasnya sebagai mahasiswa terhenti karena sakit yang diderita. Selama dua tahun pengobatan Nisa hanya dilakukan melalui pengobatan alternatif karena ketiadaan biaya. Hingga akhirnya, Yos dan suaminya memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit. Dari sana mereka tahu, kalau Nisa menderita Lupus.Karena hidup dengan keterbatasan ekonomi, Yos dan sang suami memilih mendaftarkan Nisa sebagai peserta JKN KIS Mandiri, kelas III yang harus dibayar setiap bulan. Sebab mereka tak termasuk dalam catatan warga penerima bantuan dari pemerintah.

"Kami memang keluarga tak mampu, tapi indak dimasukan urang sebagai keluarga tak mampu. Alah pernah wak urus tapi dapek janji sae taruih sampai kini,(Kami memang keluarga tak mampu, tapi tidak pernah dimasukkan orang sebagai keluarga tak mampu. Pernah diurus ke pihak terkait, tapi selalu dijanjikan sampai sekarang," beber Yos, warga Duku Kasang Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

Hingga lima tahun berlalu, statusnya sebagai keluarga tak mampu yang patut dibantu pemerintah tak berubah. Alasannya, dulu Yos dan suaminya pernah merantau. Ketika kembali ke kampung data keluarganya tak termasuk dalam kategori keluarga tak mampu.Saat ini Yos dan keluarganya tinggal di sebuah rumah dengan kondisi seadanya. Tatkala malam, rumah sederhana itu tak terang seperti rumah lain, karena belum teraliri listik. Mereka hanya menggunakan lampu minyak. Baru sekitar satu bulan terakhir, tetangganya memberi aliran listrik karena iba melihat keluarga itu bergelap-gelap setiap malam.

"Pas Nisa sakik mode ko, ingin rasonyo awak manggaleh sajo di rumah. Tapi awak indak punyo modal. Kalau manggaleh di rumah, Nisa tarawat, pitih masuk untuk iduik pun jalan taruih, (Ketika Nisa sakit, ingin rasanya saya berjualan di rumah saja. Tapi saya tidak punya modal. Kalau saya jualan di rumah, Nisa bisa terawat dan uang masuk bisa dengan berjualan)," ujarnya berharap.

Menurutnya, meski sering sakit-sakitan, Nisa tetap punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan hingga tamat. Tapi kondisi keuangan dan kesehatan tak memungkinkan untuk mewujudkan mimpinya itu.Saat ini Nisa telah tertinggal jauh dari rekan-rekan satu angkatannya di ATIP Padang. Jika Tuhan berkehendak, dia ingin kuliah kembali di universitas lain, dengan jurusan yang memungkikan untuk bekerja dalam waktu singkat.

"Nisa ingin kuliah, tapi kondisi kesehatan dan keuangan orangtua tak memungkinkan. Nisa sekarang hanya bisa berdoa, agar keinginan bisa terwujud," kata Nisa.Kelak, jika sakit yang diderita dapat sembuh dia sangat ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Dia ingin hidup miskin, yang membelenggu keluarganya bisa segera berakhir. (yuke)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini