
GALUGUA dikepung lumpur. Ribuan orang menatap hamba. Sudah beberapa hari ini warga di sana tak bertanak. TIba-tiba saja Wakil Bupati Ferizal Ridwan datang membawa bantuan logistik satu truk. Rasa mau dipeluk warga di sana oleh Pak Wabup.
“Oi kamarilah! Pak Wabup datang bawa beras,” kata warga. Anak-anak paling sigap. Sesigap mereka menyuap nasi beberapa jam kemudian.
Begitulah, sejauh mata memandang, hanya lumpur saja yang nampak. Tanah kuning itu kalau dipijak, akan terbenam dibuatnya sampai ke paha. Jalan yang biasanya menghubungkan Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, dengan daerah luar telah berubah menjadi kubangan lumpur. Akibat banjir dan longsor yang menghondoh Limapuluh Kota lima hari lalu.
Siang itu, Selasa (7/3), enam unit mobil beringan. Satu mobil truk colt diesel membawa logistik berupa beras dan keperluan harian, diikuti dua unit mobil ambulence, satu mobil fortuner plat merah dengan nomor polisi BA 5 C, serta dua unit mobil pickup L300 juga bermuatan logistik, selimut serta tenda. Rombongan kecil itu, berupaya menembus daerah paling ujung Limapuluh Kota itu.
Sejak bencana melanda, perhatian hanya terfokus ke Kecamatan Pangkalan. Sebab, tanpa bisa mengakses kecamatan itu mustahil bisa menembus daerah lain disekitarnya. Galugua, sebuah nagari diujung barat kecamatan Pangkalan itu, juga sangat mustahil untuk ditembus bantuan. Meski Basarnas telah mengerahkan satu unit helikopter Agusta Weslan 139, namun bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran.