[caption id="attachment_3978" align="alignnone" width="649"]
Ilustrasi. (*)[/caption]JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan tengah menganalisa kemungkinan terobosan solusi melalui konsep pendaftaran kontrak kopi (trade registration) tujuan ekspor dan pembentukan harga (price discovery) di Bursa.
Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi menjelaskan, pihaknya menyediakan Portal Ekspor Kopi Indonesia (PEKI) sebagai pusat registrasi kontrak kopi tujuan ekspor."Melalui PEKI pemerintah dan pelaku usaha kopi akan memiliki informasi dan data tentang potensi ekspor kopi dan memetakan perdagangan kopi Indonesia," kata Bachrul dalam keterangannya, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Hal ini sebagai jawaban dari keluhan para eksportir kopi nasional yang tergabung dalam Gabungan Eksportir Kopi (GAEKI), mengeluhkan kondisi persaingan ekspor kopi yang tidak sehat dan merugikan pengusaha lokal.Menurut Ketua GAEKI, Moenardji Soedargo, sejak dekade 90-an kegiatan eksportasi kopi mengalami deregulasi dan perusahaan asing diizinkan menjadi eksportir dan bersaing dengan para eksportir kopi nasional.
"Padahal di saat bersamaan, eksportir PMA tersebut juga bertindak sebagai pembeli sehingga terjadi iklim persaingan yang tidak sehat bagi eksportir nasional," kata Moenardji.Lanjut Bachrul menerangkan, dengan tersedianya data tersebut eksportir kopi nasional akan dapat menentukan strategi pemasaran kopi untuk menghadapi perusahaan asing yang mampu mengendalikan perdagangan melalui manipulasi (mark-up) informasi volume pasar ekspor kopi Indonesia."Sementara dengan pembentukan harga kopi di Bursa Kopi akan membantu petani dan para eksportir dapat memberikan harga acuan (price reference) dalam menentukan harga jual kopinya," ujar Bachrul. (*/lek)
