Baru Diresmikan, Rumah Asok Lapas Kelas IIA Bukittinggi Mampu Produksi 300 Kg Sehari

×

Baru Diresmikan, Rumah Asok Lapas Kelas IIA Bukittinggi Mampu Produksi 300 Kg Sehari

Bagikan berita
Foto Baru Diresmikan, Rumah Asok Lapas Kelas IIA Bukittinggi Mampu Produksi 300 Kg Sehari
Foto Baru Diresmikan, Rumah Asok Lapas Kelas IIA Bukittinggi Mampu Produksi 300 Kg Sehari

Bukittinggi,Singgalang - Rumah Asok untuk memproduksi Ikan Asok di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi diresmikan oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi KemenhumkamThurman Hutapea, Kamis (8/4). Peresmian Rumah Asok itu dihadiri Wakil Walikota Bukittinggi, Marfendi, Forkopimda Kota Bukittinggi, anggota DPRD Kota Bukittinggi, Kakanwil Kemenkum HAM Sumbar, R, Andika Dwi Prasetyo dan sejumlah kepala Satker di bawah Kemenkumham Sumbar.

Pada kesempatan itu, Thurman Hutapea menyampaikan bahwa produksi ikan asap itu mampu menjadikan warga binaan mandiri usai keluar dari lembaga pemasyarakatan."Ini bisa menjadi modal bagi warga binaan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya usai keluar nanti," ujarnya.

Produksi ikan asap di Lapas Bukittinggi itu, kata Thurman Hutapea, merupakan yang pertama di Sumbar. Pihaknya akan terus mendorong lapas-lapas maupun rutan di Sumbar untuk melatih dan memberikan pelatihan agar warga binaan memiliki skill selama menjadi warga binaan dan ilmunya bisa dimanfaatkan setelah keluar.Sebelumnya, Kakanwil Kemenkum HAM Sumbar, R, Andika Dwi Prasetyo menyampaikan kalau LP Kelas II A Bukittinggi sudah mampu mempersembahkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Penghuni LP Kelas II A Bukittinggi yaitu sebanyak 674, sedangkan kapasitasnya hanya 242 orang yang artinya sudah over kapasitas.

Sementara, Kalapas Kelas IIA Bukittinggi, Marten mengatakan, saat uji coba produksi ikan asap di rumah asok Lapas Kelas IIA Bukittinggi itu dapat mencapai 300 kg sehari."Sejauh ini baru produksi awal baru 300 kg. Selanjutnya akan kita kembangkan hingga mampu memproduksi hingga 500 kg ikan asap perhari," kata Marten, Kamis (8/4/).

Terkait bahan untuk ikan asok itu, yaitu ikan basah dipasok dari luar daerah seperti Kota Padang, Lubuk Basung, Pariaman dan daetah lainnya. Karena, saat ini lapas kelas IIA Bukittinggi belum membudidayakan ikan lele yang menjadi produksi ikan asap."Jika budidaya ikan lele di Bukittinggi dan sekitarnya tersedia dan mencukupi, tentunya biaya produksi ikan asap tidak akan membebani pemasarannya," ungkapnya.

Pihaknya siap membeli dalam jumlah banyak jika masyarakat Bukittinggi banyak yang melakukan membudidayakan ikan lele sehingga bisa memproduksi ikan asap dalam sehari sesuai permintaan.Marten menambahkan, untuk memproduksi ikan asap di lembaga pemasyakatan, ia dibantu oleh 35 orang pekerja yang sebelumnya sudah dilatih dan diberi pembinaan.

Selain meresmikan rumah asok, Direktur pembinaan narapidana dan latihan kerja produksi Kemenhumkam Thurman Hutapea, juga me-launching bebas peredaran uang (e-pas card) menggunakan kartu Brizzi, Pemasyarakat Telekomukasi (Pastel) dan Klinik Pratama Lapas Kelas IIA Bukittinggi, sekaligus dilakukan penandatanganan kerjasama dengan BRI. (gindo)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini