
KECAMATAN Kamang Magek sebagai salah satu kawasan Hinterland di Kabupaten Agam mempunyai potensi pengembangan tanaman sayuran. Kecamatan Kamang Magek yang terletak di daerah lereng Bukit Barisan termasuk daerah dataran tinggi yang mempunyai iklim sejuk dengan curah hujan yang tinggi (2.042 mm/tahun).
Salah satu tanaman sayuran yang menjadi primadona baru di Kecamatan Kamang Magek saat ini adalah bawang merah (Allium ascalonicum). Bawang merah merupakan sayuran unggulan nasional yang belum banyak keragaman varietasnya. Bawang merah dikenal sebagai sayuran yang fluktuatif, baik harga maupun produksinya. Hal ini terjadi karena pasokan produksi yang tidak seimbang antara panen pada musimnya serta panen di luar musim. Salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit, terutama bila penanaman dilakukan di luar musim.
Bawang merah cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut (dpl). Namun hal tersebut seolah tak berlaku untuk daerah Kecamatan Kamang Magek. Tanaman bawang merah mampu tumbuh subur dan menjanjikan dalam peningkatan perekonomian masyarakat.
Alokasi pengembangan tanaman bawang merah di Kamang Magek oleh Dinas Pertanian Holtikultura dan Pwternakan (Dipertahornak) Agam pada 2016 sebanyak 5 Ha, mendapat respon yang sangat signifikan dari para petani. Secara swadaya petani mampu mengembangkan tanaman bawang merah menjadi 10 Ha. Produksi bawang merah di Kamang Magek mampu mencapai 14 – 15 ton/Ha. Melihat peningkatan hasil yang diperoleh serta waktu yang relatif pendek (70-85 hari), membuat para petani mulai melirik sektor ini.
Kepala UPT BP4K2P Kamang Magek, Bakhrizal saat ditemuai Singgalang menyatakan, para petani saat ini tergiur untuk membudidayakan bawang merah. Kamang Magek sangat potensial dalam pengembangan tanaman bawang merah. Total untuk 2017 sebanyak 16 kelompok tani (Keltan) dengan luas lahan 21,5 Ha siap untuk menjadikan tanaman bawang merah sebagai komoditas unggulan.
“Dilihat dari potensi lahan dan animo para petani, jumlah tersebut dinilai masih kurang. Setidaknya Kamang Magek mampu menyediakan 30 Ha untuk pengembangan tanaman bawang merah. Peran serta penyuluh lapangan dalam memfasilitasi dan mempromosikan komoditi tersebut dinilai sangat vital,”pungkas Bakhrizal.
Pada tempat terpisah Camat Kamang Magek Surya Wendri mengapresiasi pengembangan tanaman bawang merah di Kamang Magek yang dinilai berhasil membangkitkan gairah dan merubah pola pikir petani.
Surya Wendri yakin Kamang Magek mampu menjadi pilot project tanaman bawang merah dan menjadi pemasok utama bawang merah untuk Agam khususnya, dan Sumatera Barat umumnya.
“Ketersediaan bawang merah yang melimpah di Agam diharapkan mampu menetralisir fluktuatif harga bawang merah yang dinilai tidak stabil,”ungkap Surya Wendri.
Jumat (2/12), bupati Agam Indra Catri sengaja turun ke lapangan melihat langsung kebun bawang merah dan limau Kamang milik Kelompok Tani (Keltan) di Nagari Kamang Hilia. Kedatangan bupati yang komit dengan peningkatan usaha petanian itu mampu mendongkrak gairah petani untuk lebih maju secara produktivitas.
“Pertahankan kualitas disamping meningkatkan kuantitas. Dan jaga selalu apa yang sudah ada selama ini. Perekonomian petani akan menjadi lebih baik dengan mengikuti transfer twknologi dan informasi yang disampaikan penyuluh BPP,”pesan Indra Catri. (maswir)