Bencana Longsor di Sumpu Dikhawatirkan Berefek Lama Terhadap Para Korban

Ă—

Bencana Longsor di Sumpu Dikhawatirkan Berefek Lama Terhadap Para Korban

Bagikan berita
Foto Bencana Longsor di Sumpu Dikhawatirkan Berefek Lama Terhadap Para Korban
Foto Bencana Longsor di Sumpu Dikhawatirkan Berefek Lama Terhadap Para Korban

BATUSANGKAR – Melihat efek yang ditimbulkan bencana longsor di Nagari Sumpu, Kecamatan Batipuah Selatan, Rabu (3/6) malam, dikhawatirkan akan menyisakan penderitaan terhadap para korban untuk jangka waktu lama.Pasalnya, selain menyebabkan rusaknya lima unit rumah, satu mushala, belasan rumah terdampak, dan menjadikan 14 orang yang berasal dari lima kepala keluarga (KK) berstatus jadi pengungsi, musibah akibat tingginya curah hujan tersebut juga merusak sekitar dua hektare sawah rakyat.

Untuk jangka panjang, terbetik pula kabar adanya gagasan pemerintah untuk merelokasi pemukiman warga di kampung bernama Kandang Itiak Jorong Kubu Gadang, Nagari Sumpu, itu. “Artinya akan dibutuhkan penanganan intensif, bersungguh-sungguh, dan dukungan dana yang besar. Kita khawatir, di tengah musibah Covid-19 yang belum reda ini, derita korban dicemaskan akan berlangsung lama tersebut, dukungan moril dan materil dari pemerintah akan turut berkurang pula,” kata Ketua Kampung Minang Nagari Sumpu (KMNS) Kamrita, Mingggu (7/6), di sela-sela kegiatan membersihkan lumpur dan material longsor yang menimbuni rumah warga.Kamrita yang merupakan anggota DPRD Tanah Datar itu mengatakan, untuk membersihkan timbunan material tanah longsor di rumah-rumah warga saja sudah memakan waktu empat hari, melibatkan semua elemen pemerintahan dan masyarakat.

Menurutnya, setiap hari ada puluhan personel gabungan dari TNI, polisi, BPBD, Pemadam Kebakaran, dan masyarakat yang bekerja keras membersihkan lumpur dan bebatuan yang dihanyutkan air bah dari perbukitan. Gotong royong para relawan itu dilakukan secara manual dan menggunakan alat berat milik Pemkab Tanah Datar.Beranjak dari kekhawatiran itulah, KMNS berupaya melakukan inisiasi penggalangan dana untuk para korban, sehingga mereka benar-benar bisa bangkit dan kembali ke kehidupan dengan normal, sebagaimana sebelum terjadi musibah. KMNS, menurutnya, berupaya menginisiasi dan menjembatani gerakan penggalangan dana dari para donatur dan perantau asal Nagari Sumpu khususnya, masyarakat Minang pada umumnya.

“Kita mengetuk semangat membantu sesama dari kalangan donatur, termasuk para perantau Sumpu dan Minang yang berdomisili di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Bantuan boleh berbentuk apa saja yang bisa meringankan beban para korban. Bantuan dalam bentuk uang ditransfer melalui Bank BRI dengan rekening 5461-0101-6235-533 atas nama Kampung Minang Nagari Sumpu,” jelasnya.Kapolres Padang Panjang AKBP Apri Wibowo mengatakan, sejak terjadinya bencana pihaknya setiap hari menurunkan belasan personel membantu membersihkan material longsoran yang menimbun rumah dan perkampungan warga.

Ketua DPRD Tanah Datar Rony Mulyadi Dt. Bungsu dan Wakil Bupati Zuldafri Darma, selain turut bersama tim gabungan melakukan gotong royong, juga menyerahkan paket bantuan darurat dari pemerintah daerah berupa beras, telur, mie instan, food ware, terpal, paket lauk pauk, dan biskuit.Zuldafri menegaskan, bantuan yang mereka serahkan waktu itu adalah bantuan darurat, untuk mendapatkan bantuan selanjutnya, dia berharap dukungan pemerintahan nagari dan pemerintahan kecamatan melengkapi persyaratan dan administrasi yang diperlukan.

Walinagari Ade Enrico mengakui, musibah kali ini memang sudah untuk kedua kalinya di lokasi tersebut. Menyinggung soal gagasan wabup untuk merelokasi pemukiman warga itu, walinagari menyatakan akan membicarakannya lebih lanjut dengan para korban dan elemen terkait lainnya.Data yang diperoleh di posko yang dikelola masyarakat, lima unit rumah yang mengalami kerusakan itu adalah milik Nofriadi (50) rusak pekarangan rumah, M. Nur alias Mak Inua (65) rusak berat, Syafril (65) rusak ringan, Ermawati (54) rusak bagian dapur, Zurni (50) rusak ringan. Kerugian ditaksir melewati angka Rp200 juta.

Sekitar dua hektare sawah rakyat tertimbun lumpur dan material longsoran lainnya. Untuk membenahinya kembali diperlukan waktu lama dan biaya yang terbilang besar. (mus)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini