Bengkulu, Durianmu Itu

×

Bengkulu, Durianmu Itu

Bagikan berita
Foto Bengkulu, Durianmu Itu
Foto Bengkulu, Durianmu Itu

Khairul JasmiPASANGAN suami-istri usia muda itu duduk dengan sempurna di tembok pembatas trotoar. Sebiji durian telah dikupas. Sang istri menikmati biji demi biji. Sesekali ia mendengar suaminya bicara halus. Keduanya, larut dalam selera tropis, seperti juga pengunjung lainnya.

Suami-istri lain, dengan satu anak kecil, terlihat memilih-milih. Sebentar saja, dapat satu yang mereka suka. Di sini orang ramai, memilih durian dengan harga terjangkau. Di jalan, mobil jenis city car, parkir, dengan boneka teletubbeis, tergayut di kaca belakang. Ada mobil keluarga lain, keluaran tahun nan lama. Juga baru.Inilah Jalan Sawah Lebar di jantung Kota Bengkulu, yang selalu semarak. Ini soal durian, bukan tentang SMA 5 yang berdiri gagah di sebidang tanah di tepi jalan itu. Malam telah datang sedari tadi, mobil yang kami tumpagi, tiba di sini, sekarang.

Kamis (18/02/2021) lalu lintas masih ramai. Apalagi di Sawah Lebar. Pada trotoar nan lega, berderet penjual durian, asli Bengkulu. Di sini, durian dipasok dari Bengkulu Utara dan Selatan. Yang terbaik dari utara.Warna kuning menggoda seperti durian Sidikalang, Sumut. Daging tebak, kulit tipis dan nikmatnya menikam rasa.

Seorang penjual durian, berbaju kaos, bercelana pendek, jemari kirinya dibalut kaos, kanan memegang belati, siap melayani pembeli. "Ini 20 ribu, kecil, tapi rasa jangan ditanya, kalau tak enak batal," katanya.Belatinya main, sekejap saja, selesai. Benar saja, durian itu menggoda, kawan-kawan saya dari Semen Indonesia dan Semen Padang, langsung saja memotretnya. Baru belakangan inilah, durian selalu kena bidik kamera Hp. Dulu-dulu ya belum.

Di trotoar Sawah Besar ini, ada puluhan pedagang durian, peminat datang silih berganti. Lalu pergi, membawa sendawa khas Khatulistiwa. Durian Bengkulu, diju sampai ke Jakarta, juga beberapa kota lainnya. Durian tembaga yang kami nikmati, juga lansir sampai ke Jakarta.Durian adalah tanaman tua, baru berbuah dalam usia 5, 7, 10 bahkan 10 tahun. Hasil panen bisa untuk biaya sekolah anak, mempermak rumah atau kebutuhan lain. Buah manis ini, adalah kekayaan alam Khatulistiwa.

Kota BengkuluLuas kota Bengkulu 145 Km2, kota terbesar kedua di pantai barat Sumatera setelah Padang. Penduduknya 400 ribu lebih. Inilah kota Ibu Fatmawati, yang rumahnya terus dijaga, yang patungnya menjahit Sang Merah Putih, ada di kota itu. Yang namanya diambil untuk nama bandara. Ibu nan cantik takkan pernah hilang dalam ingatan kolektif rakyat Provinsi Bengkulu.

[caption id="attachment_109354" align="aligncenter" width="360"] Rumah Fatmawati (kj)[/caption]Tentu saja sesama anak Sumatera, saya sering ke sini, kalau jalan darat 12 jam via Muko Muko. Atau naik pesawat. Sebelum Covid-19, ada penerbangan Padang - Bengkulu. Sekarang mesti ke Jakarta dulu, di udara tampaklah Bengkulu. Di Jakarta naik pesawat lagi, melalui jalur yang sama. Inilah Indonesia, yang kota-kota dekat, tapi jauh. Ironis.

Dan kami berenam, kekenyangan, sebab sebelum melibas durian, makan dulu di rumah makan ikan bakar Pantai Panjang. Pada siang, kami Pulau Baai, melihat packing plant Semen Padang yang dermaganya sedang dikeruk. Tatkala kami datang, sebuah kapal sedang sandar. Muatannya semen curah dibongkar. Truk-truk datang dan pergi. Jika penjualan semen naik, maka itu salah satu indikasi ekonomi sedang jalan.[caption id="attachment_109353" align="aligncenter" width="360"] Kapal bersandar di Packing Plant PT Semen Padang. (kj)[/caption]

Dan, Bengkulu durianmu itu. Enaknya terasa. Yang juga terasa, kopinya, namun saya tak menemukan ketupat bangkahulu. Lalu, malam telah sempurna, hening, saya hanyut dalam tidur nan lelap. Tidur nyenyak atau tidak, tak tergantung kasur tapi pada dengkur hehehe... (*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini