Berdagang Kata-kata

×

Berdagang Kata-kata

Bagikan berita
Foto Berdagang Kata-kata
Foto Berdagang Kata-kata

Khairul JasmiKini rakyat biasa-biasa saja, jika ada yang berubah, hidup tambah marasai bagi sebagian besar, kian elok untuk bagian kecil lainnya. Negara biasa-biasa saja, yang berubah, garagak kuciang ka naik. Sekarang udang makan undang, tapi udang nan di hilir, sekarang orang makan orang, tapi orang nan pandir. Hehehe guyon. Sekarang banyak yang menjual cerdik, lalu membeli bingung. Ini serius.

Yang manapun Anda, rakyat harus bisa menemukan sesuatu yang bisa ia percayai. "beri aku bukti" mana yang benar, pak polisi atau FPI. "Beri aku bukti" kapan pandemi teratasi. "Beri aku bukti," gubernur baru bisa tepati janji. Ahay, siapa gubernur kita Pak KPU?Setelah itu ada yang berdagang kata-kata, baik diucapkan maupun dituliskan dengan jempol. Sepanjang sejarah mesin tik, jempol tak banyak dipakai, sejak dunia terbalik-balik sekarang, jempol menguasai kata-kata. Tak kerjanya dikerjakannya, makanya banyak yang asal tulis. Muncul sengketa. Jika kodrat disalahi, inilah jadinya.

Yang diperjualbelikan jempol hari ini adalah galeh bebelok bernama "Percaya" bukan urusan agama, tapi percaya pada apa yang ditulis jempol. Informasi dari sisi kiri dari kanan, dari tengah, bergeduru datang meracuni otak. Tiga hari dipeturutkan, langsung kecanduan, kemudian tak bisa disetop lagi. Jika tak mau ikut pendapatnya, kita "diasingkan." Adab makin dangkal, bak tabek kariang. Lunau banyak ikan pada mati.Berusaha meyakinkan diri untuk percaya satu hal, abaikan hal lain, gampang. Yang susah, menemukan mana yang benar. Melawan diri sendiri, susahnya minta ampun, sama susahnya dengan menangkap burung sedang terbang.

Sekarang percayalah pada berita koran baru, hangat, sehangat martabak baru masak, tapi jangan pada koran bekas yang sudah jadi tungkus nasi. Dan sekarang hari-hari akhir tahun, ada harapan untuk tahun yang akan datang, setelah jadi kisah saja pada tahun ini.Indonesia biasa-biasa saja, yang berubah justru politik yang kian panas. Tungkunya miring. Kita berharap, 2021 makin baik. Anak-anak kembali ke sekolah dengan tubuh yang bau sabun atau bedak. Lansia berjalan-jalan di trotoar atau berjalan lambat ke masjid desa. Remaja bermain bola hingga senja sembari tertawa-tawa. Ekonomi membaik, pupuk murah, buah-buahan melimpah, padi menjadi, UMKM meriah. Pariwisata berkembang. Oleh-oleh laku.

Pada 2020 yang tersisa beberapa hari ini, kita akan membaca pertanggungjawaban moral dan bukti para pemimpin. Mana yang sudah tercapai mana yang belum. Dengar sajalah, diam.Tahun ini ada tembak. Pistol meletus, 6 orang tewas. Ada versi-versi dalam peristiwa itu. Selagi Komnas HAM menginvestigasi, sejumlah orang kedua belah pihak sudah tak bisa dianjak-anjak lagi pendapatnya. Dialah yang benar. Pokoknya ini benar, itu salah. Padahal, kata ketua Komnas HAM, beri lembaga itu waktu untuk menemukan kejadian yang sebenarnya. Ini ulah jempol juga, kita memang tak bisa menahan diri untuk bersabar mengeluarkan pendapat. Tapi, kalau tak dikeluarkan, tentu hening-hening saja. Segala tempang, segala susah saja rasanya.

Itu soal meletus-letus. Lain lagi tentang bansos. Anggaran Rp300 ribu, yang sampai sehargaRp 188 ribu satu paket. Ada yang 7 koper rasanya.Seumur-umur saya baru pertama kali melihat uang berkoper-koper. Yang tak berkoper dan banyak, bergoni-goni, pernah dalam foto dan video yang disebarkan sebelum masyarakat terima THR menjelang lebaran. "Hilal sudah tampak," sebuah tulisan di sana.

Inilah korupsi yang hampir jumbo. Yang jumbo ada, orangnya lari. Yang hampir jumbo ini, pelakunya menteri dan jajaran. Eee dugaan! Terganga kita melihat,bantuan untuk rakyat yang tak bisa cari nafkah karena covid, bukan disunat, tapi dipotong dua. Luar biasa. KPK hebat. Nah, sebelumnya KPK habis oleh jempol, dibilang sudah dikebiri, sudah tak bisa dipercaya, sudah tak independen. Masih ingatkan? Hehe jempolmu bro.Makanya kata "percaya" itu mahal sekarang dan itulah yang diburu rakyat. Kalau tak bertemu, ia mainkan jempol di HP. Satir-satir kalimatnya, benar-benar hal yang tak pernah diajarkan di sekolah.

Itulah secuil kondisi 2020 selain hal besar, wabah. Abih takuik, bagak pun tibo.Takut keluar rumah dan sebagainya itu, akhirnya berani. Keluar rumah melakukan apa saja. Masker ditumpangkan di leher dan dagu. Berkerumun, bermesra-mesraan di kafe, berboncengan kapik arek, kertas pun tak lewat di antara keduanya. Kapan pandemi ini akan teratasi? Waktu itu menjadi-jadi ketika Undang-undang Cipta Kerja. Kini menjadi-jadi pula, ketika orang mulai kerja. Rakyat bimbang, pemerintah bersitungkin. Sairiang balain jalan.Suka hatilah ya Pak gubernur baru? Kita kisailah 2021 bersama para bupati dan walikoa terpilih. Apa benar elok rupa elok bunyi, kita lihat saja. Yang pasti itu hasil demokrasi, satu-satunya demokrasi yang kita punya. Kalau musyawarah lain lagi. Karena sudah terpilih, kita tumpangkan kepercayaan pada beliau. Bisa mah, kan hebat-hebat. Kalau tak hebat mana bisa menang.

Rakyat juga menumpang harap pada penegakkan hukum. Tegak tali, lurus ke atas,lurus ke bawah, datar, sedatar-datarnya. Itu harapan dan impian. Mana tahu bisa, kan satu prestasi. Jika belum, apa boleh buat.Nah, sekarang kan Singgalang berulang tahun yang ke 52, berdiri setelah PRRI selesai. Makanya misinya: Membina Harga Diri untuk Kejayaan Nusa dan Bangsa. Makanya stempelnya bagonjong, yang juga jadi merek Singgalang dengan gaya bagonjong di tahun tahun awal. Kemudian ditiru gonjongnya untuk merek rumah makan padang di seantero Nusantara.

Pers masih menyimpan potensi untuk dipercaya masyarakat luas. Media cetak tetap eksis apalagi Singgalang walau digempur oleh media digital. Maka bacalah Singgalang, membaca saja tak mau? Kalau membuat beritanya berat, biar kami saja.Dan, mari kita menjaga kampung sendiri, saling menjaga, miang-miang politik itu adalah trenen dan gamak serta gelek saja. Inti masalah adalah nasionalisme, keutuhan bangsa. Bagi rakyat tak apa kehilangan waktu, asal jangan kehilangan negeri dan bangsanya. Tagak manjago. SINGGALANG TAGAK MANJAGO bersama-sama rakyat Minangkabau.(*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini