Berharap Ekonomi Kreatif Menjadi Ekonomi Baru di Sumatera Barat

×

Berharap Ekonomi Kreatif Menjadi Ekonomi Baru di Sumatera Barat

Bagikan berita
Berharap Ekonomi Kreatif Menjadi Ekonomi Baru di Sumatera Barat
Berharap Ekonomi Kreatif Menjadi Ekonomi Baru di Sumatera Barat

Abdul AzizRESMI menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno terlihat tenang sambil memegang tasbih ketika dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/12/2020). Anggota Dewan Penasihat Bidang UMKM dan Ekonomi Kreatif, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu, sudah sangat tidak asing lagi bagi pelaku UMKM dan pelaku industri ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif adalah suatu konsep ekonomi baru yang berfokus pada informasi dan kreativitas yang mengandalkan ide-ide kreatif dan pengetahuan dari sumber daya manusia (SDM) untuk faktor produksi utama. Saat ini ekonomi kreatif semakin banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama para generasi muda, karena ide-ide generasi muda lebih fresh dan inovatif mengingat di sini berbicara tentang kreatiftas yang sangat identik dengan kaum muda.Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku “The Creative Economy: How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor saru Amerika Serikat. Secara sederhana John Howkins menjelaskan bahwa Ekonomi Kreatif merupakan “Kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.” (bisnissurabaya.com, 4/12/17)

Salah satu yang membedakan struktur dan konstruksi perekonomian Indonesia saat ini yakni pesatnya perkembangan ekonomi digital. Pengertian ekonomi digital dapat diartikan secara sederhana sebagai proses jual beli atau transaksi dan pasar yang terjadi di dunia maya atau internet.Sumatera Barat memiliki banyak sekali potensi yang dapat dijadikan embrio ekonomi dan industri kreatif. Bertebarannya lokasi tujuan wisata yang mempesona dan bahkan mengandung nilai sejarah yang akan menimbulkan kesan tersendiri bagi para wisatawan. Kuliner Ranah minang (makanan dan minuman) yang sudah terkenal ke mancanegara dengan cita rasa khas. Berbagai kerajinan tangan tenun songket dan batik, kerajinan tangan seni ukiran kayu, anyaman, perak memiliki ciri khas berbeda dengan daerah lain dengan nilai jual dan daya tarik tersendiri.

Ekonomi kreatif yang identik dengan generasi milenial, adalah bisnis moderen yang tumbuh dan berkembang dikalangan milenial dengan memanfaatkan flatform digital dalam menggerakan aktifitas bisnisnya. Banyak hal yang dapat dilakukan melalui platform digital dalam menggampangkan aktivitas bisnis.Persoalannya adalah di mana pada saat memulai usaha, para start-up yang merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat sering berhadapan dengan kegagalan. Di era ekonomi digital, kegagalan seharusnya bukan menjadi hambatan bagi kelangsungan usaha kreatif mengingat anak muda yang kreatif dan inovatif akan sangat mudah mengubah format bisnisnya dan bahkan mencari format bisnis kreatif baru sesuai keinginan pasar. Oleh karenanya dibutuhkan lembaga, instansi atau tokoh pemerintah yang mampu mengarahkan  generasi milenial untuk tidak patah semangat dan takut berhadapan dengan tantangan dan resiko kegagalan.

Kesungguhan pemerintah dalam mewujudkan ekonomi kreatif di Indonesia ditandai dengan lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 20/01/15 tentang Badan Ekonomi Kreatif. Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/3/2019), kontribusi industri kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 852 triliun pada 2015. Merujuk perkiraan Opus, kontribusi sektor ekonomi kreatif sendiri diperkirakan bakal mencapai Rp1.100 triliun di tahun 2020. Indonesia pun menjadi negara terbesar ketiga di dunia jika melihat pada kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan (bisnis.com, 30/08/20).Pesatnya perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dalam berbagai sektor namun belum menyentuh sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Sebagai negara agraris dan maritim dengan lahan yang subur dan kekayaan laut melimpah, setidaknya hampir 40 persen pekerja Indonesia berada pada sektor agroindustri dan kekayaan laut.

"Sektor pertanian itu dari beberapa kali periode krisis memang menjadi shock absorber, dia semacam hero-nya perekonomian," ujar Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Kementerian Keuangan Masyita Crystalin dalam diskusi daring bertema Digital Transformation to Accelerate Indonesia's Economic Growth di Jakarta, Senin (23/11/20)Terlepas dari kepentingan politik, bahwa penunjukan Sandiaga S Uno sebagai Menteri Parekraf bertujuan untuk lebih mempercepat pertumbuhan Industri dan Ekonomi Kreatif di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kolaborasi Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Perdagangan M. Luthfy dan Menparegraf Sandiaga Uno adalah tiga sekawan yang diharapkan akan bersinergi dalam mempercepat perbaikan ekonomi nasional dimasa dan pasca pandemi Covid-19.

Pernyataan Pertama Sandiaga Uno usai ditunjuk jadi Menparekraf oleh Presiden RI berkomitmen untuk melanjutkan agenda pembangunan ekonomi kreatif. Beliau menyatakan akan berkolaborasi dengan semua pihak, baik dari kementerian, lembaga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, akademisi, universitas, masyarakat, HIPMI, hingga PHRI. Begitu pula dengan seluruh asosiasi yang tergabung dalam ekonomi kreatif. Komitmen kolaborasi ini sepertinya mengandung arti khusus. Sandiaga Uno yang sangat akrab dengan ekonomi kreatif dan UMKM akan menghadirkan sesuatu yang berbeda dari pendahulunya.Jika saja Kementrian Parekraf mendapat dukungan penuh dari Kementrian BUMN dan Kementrian Perdagangan dipastikan akan mempercepat tumbuh dan kokohnya ekonomi kreatif diberbagai sektor. Apabila dana CSR di semua BUMN tersalurkan dengan tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan UMKM niscaya akan terjadi percepatan luar biasa pada pertumbuhan sektor industri dan ekonomi kreatif dibawah Kementrian Parekraf, mengingat Sandiaga Uno memang sangat fokus pada kedua sektor ekonomi ini.

Yang lebih menarik lagi, jika pertumbuhan usaha berbasis ekonomi kreatif dan UMKM ini bisa disikapi oleh Gubernur dan Wagub Sumbar terpilih, jelas hal ini akan menjadi sebuah peluang besar pengembangan industri ekonomi kreatif di Sumbar. Wakil Gubernur Sumbar terpilih Audy Joinaldy yang juga adalah seorang pengusaha milenial sukses, diharapkan akan mampu membangun link khusus dengan Kementrian BUMN dan Mentri Parekraf dalam mempercepat kemajuan Ekonomi dan Industri Kreatif di Sumatera Barat.Dalam menghadapi dan menyikapi kehadiran Era Ekonomi dan Industri Kreatif sebagai Ekonomi Baru, Pemda Sumbar harus memperkokoh dan memantapkan empat pilar ekonomi kreatif berkelanjutan, antara lain; transformasi digital di mana industri ekonomi kreatif harus mempersiapkan fondasi untuk kesiapan sistem digital, membangun social entrepreneurship, menciptakan ekonomi dan industri kreatif yang berkelanjutan, serta membangun community development.

Selain itu, perlu adanya akselerasi untuk  menyelaraskan dan mensinergikan seluruh komponen pelaku usaha kreatif, pemerintah, akademisi, pengusaha, dan media untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan kreativitas ekonomi di daerah yang akan dijadikan destinasi wisata super prioritas dan prioritas.Mengingat tugas berat dalam menyiapkan kerangka dan fondasi ekonomi dan industri kreatif di Sumateta Barat diperlukan Team Khusus yang akan membantu Pemda Sumbar dalam menyiapkan konsep, strategi dan langkah kerja yang bersifat task force dalam mengejar ketertinggalan dari daerah lain. Yang jelas bahwa para pembatu Pemda Sumbar nantinya adalah para millenial yang memiliki kreatifitas tinggi dan inovatif.

Masalah ekonomi Indonesia sudah terlalu ruwet dan ribet, tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara konvensional. Harus dengan terobosan-terobosan, (Rizal Ramli, Ahli ekonomi dan politisi Indonesia). (Penulis Pengamat Ekonomi dan Teknologi) 

Editor : Eriandi, S.Sos
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini