[caption id="attachment_4861" align="alignnone" width="650"]
Ilustrasi. (*)[/caption]PADANG - Sepanjang 2015, Sumatera Barat tidak akan mengalami kekeringan hebat seperti di Pulau Jawa, karena daerah ini punya karakteristik cuaca yang berbeda dengan pula seberang.
"Kekeringan di Sumbar tidak sehebat di Pulau Jawa. Di Jawa musim kemarau panjang terjadi karena El Nino. Di sini, kemarau dipicu karena Dipole Mode. Karakteristiknya berbeda satu sama lain," uajr Kepala Bidang Observasi dan Informasi BMKG Padang, Budi Imam, Minggu (9/8).Dipole mode merupakan fenomena yang ditandai adanya perbedaan anomali suhu permukaan laut atau sea surface temperature (SST). Sedangkan El Nino, anomali iklim di Pasifik Selatan.
Fenomena ini terjadi antara pesisir barat Amerika Latin dan Asia Tenggara, namun efeknya bisa dirasakan ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia."Waktunya El Nino dengan Dipole Mode bisa berbarengan datangnya dan sama-sama mendatangkan kekeringan," jelas budi.Disebutkannya, berdasarkan rilis BMKG pusat, saat ini trend El Nino berada di posisi sedang, sehingga pengaruhnya tidak terlalu kuat terhadap Sumbar. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut."Sepanjang sejarah Sumbar belum pernah dilanda El Nino. Hanya saja, pada 1997, El Nino berbarengan dengan Dipole Mode," sebut dia. (yuke)
Editor : Eriandi
