PADANG - Indonesia peringkat ke-3 penderita diabetes terbesar di negara- negara ASEAN, setelah Tiongkok dan India. Tingkat dunia, Indonesia urutan ke-7. Jikalau pola makan tidak terkontrol, angka tersebut terus meningkat setiap tahun.Rasa kekhawatiran tersebutlah yang melatarbelakangi, Ikatan Alumni Farmasi Universitas Andalas mengelar National Seminar on Application of Sciences and Clinical Pharmacy 2 'Current Therapy Management of Diabetes Mellitus' di Student Center Fakultas Kedokteran Unand jalan Perintis Kemerdekaan, Jati, Minggu (29/11).
Kepada Singgalang , Ketua DPP Ikatan Alumni Farmasi Unand, Dr Muslim Suardi mengatakan, penyakit diabetes meletus, penyakit degeneratif yang dari tahun ke tahun prevalensinya meningkat cukup tajam. Sebagai tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan maka apoteker harus mampu membantu pasien baik di rumah sakit, apotek, maupun di rumah (home care pharmacy) ."Menjadi kebanggaan bagi kami dapat menyelenggarakan Seminar Nasional dan Workshop kedua ini. Kami berharap bisa memfasilitasi farmasis agar meningkatkan pengetahuan terkini dan keterampilan tentang penanganan manajemen terapi diabetes militus," katanya.
Selain itu, ia pun mengharapkan seminar ini menjadi wadah bagi para praktisi farmasi, dosen, peneliti, dunia industri dan mahasiswa untuk saling berinteraksi dan bekerjasama, saling berbagiinformasi dan pengetahuan terkait perkembangan terkini pengobatan diabetes meletus. Kemudian, meningkatkan silaturahmi antar alumni, dan semakin lengkapnya data alumni melalui pengisian dan pengumpulan biodata alumni.
Lebih lanjut dijelaskan, Ketua Pelaksana, Dr. Salman mengatakan kegiatan ini digelar karena semakin meningkatnya tuntutan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan farmasi klinik yang sejalan dengan Kewajiban Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Joint Commission International (JCI)."Maka mau tidak mau semua profesi farmasi Indonesia harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Keselamatan dan mutu pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab apoteker. Di lain pihak Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah di pelupuk mata akan mengancam tenaga farmasi Indonesia yang tidak memenuhi dan meng up-date kemampuannya," jelasnya.Kegiatan seminar ini terselenggara berkat kerja sama Ikatan Alumni Farmasi Unand berkerjasama Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sumatera Barat dan Kota Padang dan kepada para sponsor, PT Dexa Medica, PT Nutrifood Indonesia. (lenggogeni)
Editor : Eriandi