[caption id="attachment_47020" align="alignnone" width="650"] Kepala UPT. Badan Palaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kecamatan Candung, Agam Imrefli menerima markisah petani pemungut yang dipungut dari hutan lereng Bukit Nagari Bukit Batabuah.(lukman)[/caption]
LUBUK BASUNG - Lebih dari 30 warga Nagari Bukit Batabuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam menggantungkan hidupnya dari usaha memetik buah markisa hutan yang tumbuh subur di perbukitan lereng Gunung Marapi, Nagari Bukit Batabuah. Tanaman hutan yang tumbuh mengakar memanjat pohon pinus itu secara alami telah membuka sumber ekonomi bagi masyarakat.
Kepala UPT. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kecamatan Candung Imrefli kepada Singgalang Senin (26/12) menyebutkan, bagi yang punya keberanian memanjat pohon lebih menguntungkan bagi warga itu memungut markisa hutan ketimbang dari usaha pertanian lainnya.Dalam satu hari ada di antaranya dari mereka mampu mendapatkan markisa itu 60 kg. Esok harinya dia jual ke pasar, termasuk ke Pasar Padang Lua dengan harga Rp6 ribu/kg. Sementara bila mengambil upah bekerja disawah paling-paling cuma digaji Rp60 ribu.Kebanyakan di antara mereka, pekerjaan pokok selama cenderung ia upahkan kepada orang lain. Markisa yang tumbuh liar di perbukitan di Bukit Batabuah itu, diakui tidak ditanam oleh siapapun, beberapa warga menyebut, tumbuhnya tanaman markisa secara liar dihutan perbukitan Bukit Batabuah lereng Gunung Marapi tersebut merupakan anugerah Allah SWT. (lmn)
Editor : Eriandi