Wartawan dan TNI Gotong Royong Bangun Rumah Asnimar

×

Wartawan dan TNI Gotong Royong Bangun Rumah Asnimar

Bagikan berita
Wartawan dan TNI Gotong Royong Bangun Rumah Asnimar
Wartawan dan TNI Gotong Royong Bangun Rumah Asnimar

Balok kayu itu disambungkan satu dengan yang lain. Setelah dipasak dengan paku, dengan penuh semangat  wartawan bersama-sama menegakan rangkaian balok itu. "Satu, dua, tigaa," teriak kawan-kawan. Rangka tonggak utama bangunan rumah Asnimar sore itu pun berdiri.Sembari mengelap peluh yang bercucuran usai mendirikan tonggak utama bangunan rumah, beberapa kawan  wartawan berkomentar "Hari ko lah tagak dek kito kerangka tonggak rumah Asnimar. Cukuik itu dulu. Bisuak wak lanjuik an liak," kata mereka.

Usai menyeruput nasi bungkus daun dengan sambal lauk pauk ayam niat yang disembelih saat memulai  mendirikan rumah dan sebagian menyeruput seduhan kopi, satu-satu kawan-kawna wartawan pulang ke rumah masing-masing. Tubuh letih seharian berkuli, tapi hati mereka puas.Asa dan harapan kawan-kawan wartawan di Piaman ini hanya satu, bagaimana bisa membuatkan rumah  sederhana tempat berdiam Asnimar dan tujuh anak-anaknya. Sehingga, mereka tak lagi merintang hidup di tenda terpal di bawah pohon kelapa.

Kisah hidup

Pro kontra muncul di kalangan netizen menanggapi video, foto dan pemberitaan derita Asnimar, janda  miskin beranak tujuh tersebutbeberapa bulan silam. Banyak netizen yang menyebut berita media yang viral di medsos itu hoax alias tak benar.

Tapi, sebanyak yang menyebut hoax, sebanyak itu pula netizen yang percaya. Bahkan, karena pro kontra  itu, tak sedikit netizen yangpenasaran kemudian menelusuri berita itu dengan langsung datang memberikan bantuan untuk Asnimar dan tujuh anaknya.

Tak sedikit mereka yang datang ke lokasi tenda terpal Asnimar yang kemudian terenyuh dan meneteskan  air mata melihat keluarga itu menjalani hidup. Sejak ditinggal mati suaminya, sehari-hari Asnimar dan  anak-anaknya yang masih usia belia, berkeliling dengan becak dayung mencari barang bekas.Pergi pagi, pulang malam. Anak-anaknya sudah besar dijalanan. Sakit senang mereka kayuh bersama diatas  becak sepeda reot itu. Sejak lima bulan terakhir, karena tak nyaman hidup dan tinggal se rumah dengan adik-adiknya, karena anak-anaknya nakal, Asnimar memilih membuat tenda terpal untuk tidur malam.

Tenda ukuran 1x2 meter itu kondisinya jauh dari layak untuk tempat tinggal maupun tempat tidur. Tak  ada kasur, tak ada bantal. Yang ada hanya tumpukan kain yang dijadikan alas. Enam orang biasanya tidur dalam tenda dan dua orang tidur diatas becak yang ditutupi terpal, kala malam.Makan mereka jauh dari layak. Beras seadanya dimasak lalu dicampur dengan nasi sisa pemberian  orang. Nasi itu dimakan dengan garam saja oleh anak-anak Asnimar. Begitu makan mereka bertahun lama- lamanya. Uang hasil usaha mencari barang bekas, hanya cukup untuk beli beras bansa saja.

Kisah hidup Asnimar sampai ke telinga wartawan di Piaman. Selama ini kawan-kawan wartawan sering  melihat Asnimar dan anak-anaknya malam-malam mengayuh becak di sekitar Kuraitaji sampai Paguah Duku. Cuma karena tak tahu, banyak kawan-kawan membiarkan begitu saja peristiwa tersebut.Kisah pilu kehidupan sosial keluarga Asnimar itu kemudian diliput banyak awak media beberapa bulan  silam. Dalam sekejap beritanya menyebar dan menyeruak ke medsos. Ada yang mengatakan hoax, ada pula yang bersimpati dan turun tangan membantu.

Tak mau terjebak dengan pro kontra perdebatan berbagai pihak soal kisah hidup keluarga Asnimar,  wartawan berbagai media di Piaman yang sebelumnya memberitakan persoalan sosial itu, lalu bersepakat dan berinisiatif menggalang donasi untuk membangun rumah layak untuk keluarga Asnimar.Lalu disepakati gerakan donasi untuk rumah Asnimar dikomandoi pengurus Persatuan Wartawan  Indonesia (PWI) Perwakilan Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Wartawan bergerak mencari orang-orang baik yang mau donasi. Semua kolega dan kenalan coba dihubungi dan diajak berdonasi.

Setelah hampir sebulan, sejumlah pihak yang tak mau disebutkan namanya mulai mempercayakan donasi  mereka kepada pengurus PWI Piaman yang langsung dikoordinator oleh Ketua PWI Ikhlas Bakri. Kawan-kawan wartawan yang punya kenalan dengan toko bangunan, juga bergerak mengetuk hati pemilik toko.Terakhir terkumpul uang donasi sekitar Rp9 juta dan sejumlah bahan material bangunan bantuan dari para  pemilik toko bangunan. Tak mau menunggu dana cukup dulu, PWI kemudian mulai bergerak merealisasikan bantuan rumah sederhana untuk Asnimar.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini