JAKARTA – Dalam mendukung kesehatan dan perbaikan gizi di Indonesia khususnya mengatasi stunting, Direktorat Gizi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Menggelar Workshop Penyamaan Persepsi Perguruan Tinggi Pada Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting.Stunting adalah masalah pembangunan yang kompleks, dan terkait dengan kemiskinan, kelaparan dan kurang gizi, kesehatan ibu dan anak, pendidikan, kondisi lingkungan dan sanitasi, serta keamanan, pangan dan gizi. Penanggulangan stunting memerlukan kerja sama lintas sektor, lintas disiplin serta lintas pelaku.
Rektor Universitas Yarsi Prof. Fasli Jalal kepada Singgalang saat workshop di Hotel Grand Mercuri Kemayoran Selasa (25/6) menjelaskan, pemerintah dan perguruan tinggi targetkan menurunkan stunting dari 30% menjadi 19%. Universitas Yarsi bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menyasar penurunan stunting.Adpun keluarga pertama pada 1.000 hari pertama kehidupan ini yang paling penting. Adanya stunting disebabkan mulai saat terganggunya kehamilan. Yang dimulai dari air susu dini yang tidak dimanfaatkan, atau ASI tidak dimanfaatkan selain dari makanan tambahan yang kurang.
Pada kegiatan tersebut Universitas Yarsi merupakan salah satu perguruan tinggi Islam swasta di Indonesia yang dipercaya oleh Kementerian Kesehatan untuk dalam mengelola program penanggulangan stunting di Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebanyak 10 desa yang akan menjadi wilayah prioritas penanganan stunting di Kabupaten Banten, diantaranya desa Kadu Maneuh, Koroncong, Pakuluran, Pasirkarag, Tegalongok, Banyu Mundu, Pasirdurung, Langensari, Koncang, dan desa Kadugadung.Disampaikan oleh Dr. Hera Nurlita Staff Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes, dalam perbaikan gizi masyarakat, khususnya mengatasi masalah stunting, telah menjadi komitmen pemerintah pada pembangunan nasional sekaligus pada pembangunan di tingkat global.
Pemerintah, baik pusat, provinsi dan kabupaten atau kota, bertanggung jawab atas pencegahan dan penanggulangan stunting. Untuk itu pemerintah perlu memastikan program lintas sector dilaksanakan secara konvergen dan efektif. Namun demikian upaya ini masih mengahdapi berbagai tantangan diantaranya perbedaan persepsi. Antara pihak terkait terhadap masalah stunting dan masalah gizi, koordinasi, dan kualitas terhadap pada SDM.Dalam kaitan ini Perguruan Tinggi (PT) dapat membantu mengatasi masalah pemahaman dan mendukung perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program penanggulangan stunting oleh pemerintah, khususnya pada tingkat wilayah kabupaten.Dalam pertimbangan untuk menanggulanagan stunting, Direktorat Gizi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. Hal ini melakukan pendampingan kepada pemerintah kabupaten dalam mengelola program penanggulangan stunting di berbagai wilayah Indonesia.Ditambakan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi dr Rika Yuliwulandari, ada 10 desa yang menjadi target dan pendampingan. Menurutnya, sebanyak 10 desa yang akan menjadi wilayah prioritas penanganan stunting di Kabupaten Banten, yaitu Kadu Maneuh, Koroncong, Pakuluran, Pasirkarag, Tegalongok, Banyu Mundu, Pasirdurung, Langensari, Koncang, dan Kadugadung. (smn)
Editor : Eriandi