JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim membuat naskah pidatonya dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional. Naskah pidato ini dibuat sebanyak 2 halaman dan terlihat sedikit berbeda dari biasanya.Dalam naskah pidatonya tersebut, Nadiem menyampaikan permohonan maafnya terkait pidato yang ia buat tak seperti pidato peringatan Hari Guru pada umumnya. Ia mengaku ingin berbicara apa adanya kepada seluruh guru yang ada di Indonesia.
"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," tulis Nadiem seperti dikuti dari akun resmi Instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Sabtu (23/11).Nadiem menyampaikan, tugas guru merupakan tugas yang paling mulia sekaligus tugas yang paling sulit. Salah satunya, ketika ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, guru justru lebih sering diberi aturan dibandingkan pertolongan oleh negara.
Ketika guru mengetahui bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, namun lagi-lagi terpaksa harus mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Ketika guru ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan yang di kelas, lanjut Nadiem, namun terpaksa harus mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas."Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi," jelasnya sebagaimana dilansir dari okezone.
Melalui naskah pidatonya, Nadiem menegaskan tidak akan membuat janji-janji kosong. Namun begitu, ia berjanji akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia."Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," tegasnya.Menyusul pertanyaan tersebut, Nadiem menjelaskan bahwa perubahan tersebut tak bisa dimulai dari atas, melainkan berawal dan berakhir dari guru. Ia mengimbau kepada para guru untuk tidak menunggu perintah, melainkan untuk langsung mengambil langkah pertama.Ia pun mengimbau kepada seluruh guru untuk mengajak siswa berdiskusi dan tak hanya mendengar, memberi kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, serta untuk mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Selain itu, ia meminta agar guru dapat menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri, dan menawarkan bantuan kepada guru yang tengah kesulitan.
"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukan secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Selamat Hari Guru," tutup Nadiem. (aci)
Editor : Eriandi