Prakerin Berbasis WBL di SMKN Kota Padang

×

Prakerin Berbasis WBL di SMKN Kota Padang

Bagikan berita
Foto Prakerin Berbasis WBL di SMKN Kota Padang
Foto Prakerin Berbasis WBL di SMKN Kota Padang

Semuanya di sepakati saat couching clinic sehingga peserta didik juga memahami apa yang akan dilakukan saat melaksnakan Prakerin, 2) Pengamatan, guru pembimbing melakukan pengamatan saat survey ke industri dan saat monitoring, instruktur melakukan pengamatan juga di bahagian mana peserta Praekrin cocok di tempatkan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, pengamatan juga dilakukan peserta didik berdasarkan arahan instruktur di industri, 3) meniru tindakan, ini dilakukan oleh siswa di industri atas arahan instruktur sesuai dengan job description yang telah di berikan, 4) kerja dengan bantuan dan pengawasan bagi pesrta didik oleh instruktur industri agar apa yang dilakukan sesuai dengan On The Job Training 5) kerja mandiri adalah tahapan penyelesaian job description yang telah diberikan secara indivindu sesuai dengan kemampuang masing-masing, 6) aktualisasi dan eksplorasi bagi peserta didik untuk membuktikan kemampuannya dirinya dalam praktek agar menhasilkan sesuatu yang baru, 7) uji kompetensi dilakukan untuk melihat peguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah di pelajari selama melaksanakan Prakerin.Praktek kerja industri berbasis WBL ini sudah saatnya diterapkan oleh semua SMK agar kualitas praktek kerja industri ini tepat sasaran. Perbedaan lain yang mendasar adalah pada lima tahapan sistem lama hanya lebih terfokus pada peserta didik sangat sedikit peran dari pada guru pembimbing dan instruktur. Pada pengembangan Prakerin berbasis WBL guru pembimbing dan instruktur memegang peran yang sangat penting selain peserta didik. Untuk menjelaskan dan mengetahui peranan masing-masing, baik dinas pendidikan atau sekolah, industri dan juga peserta Prakerin bisa di jelaskan pada saat couching clinic.

Karena couching clinic ini juga merupakan penentu bagi suksesnya pelaksanaan Prakerin berbasis WBL. Karena di saat couching clinic Guru Pembimbing akan menjelaskan semua yang terkait dengan pembelajaran kompetensi di sekolah dan relavansinya dengan dunia industri berpedoman pada kurikulum dan SKKNI. Begitu juga pihak industri/ instruktur akan menjelaskan semua mekanisme yang ada di industri dan kompetensi yang ada di masing-masing unit kerja sehingga pihak sekolah dan industri bisa memutuskan kompetensi apa yang akan di praktekan siswa di industri. Kompetensi yang akan di ajarkan adalah yang sesuai dengan kebutuhan industri dan relevan dengan kurikulum sekolah serta tercantum dalam SKKNI. Berdasarkan couching clinic ini maka instruktur di industri akan memberikan kepada peserta didik tugas semacam On The Job training saat peserta didik melaksanakan Prakerin.OJT merupakan latihan yang dilakukan di tempat kerja, dimana peserta pelatihan akan mempelajari pekerjaan dan melaksanakannya secara langsung dalam pekerjaan. Pada dasarnya peserta didik akan diperlakukan seperti karyawan saat Prakerin dimana peserta didik harus memperoleh pelatihan di tempat kerja sebelum peserta didik memasuki perusahaan (swanto, 2011:67). OJT adalah suatu proses latihan yang terorganisir baik dilakukan individu maupun kelompok untuk meningkatkan kemampuan, wawasan, keterampilan, pengetahuan, sikap kerja dan kebiasaan pekerja dalam suatu perusahaan. OJT dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan dari instruktur yang telah berpengalaman atau seorang supervisor, (Sumantri, 2000).

Program Prakerin berbasis WBL ini bisa terlaksana dengan baik apabila adanya kerjasama antara pihak sekolah, pihak industri dan BNSP. Pihak BNSP sangat mempunyai peranan penting dalam hal pelaksanaan uji kompetensi siswa di saat selesai melaksanakan Prakerin. Selain itu BNSP juga memiliki peranan penting dalam memberikan penjelasan tentang mekanisme uji kompetensi dan berpedoman kepada SKKNI. Selesai uji kompetensi yang dilaksanakan oleh instruktur industri dan asessor LSP BNSP serta di dampingi guru pembimbing maka peserta didik akan mendapatkan sertifikat kompetensi berlambang burung garuda, tentunya bagi peserta yang dinyatakan kompeten. Sertifikat yang diperoleh peserta didik akan berlaku secara nasional dan internasional.Apabila semua pemangku kepentingan bisa bekerjasama dalam penerapan program pengembangan ini maka akan di peroleh siswa-siswa yang kompeten di kemudian hari dan teruji secara kualitas. Seiring juga dengan instruksi direktur pembinaan SMK bahwa setiap tamatan SMK harus memiliki kompetensi yang bagus sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia industri atau dunia Usaha. Untuk merealisaikan instruksi direktur pembinaan SMK tersebut maka penerapan Prakerin berbasis WBL ini adalah salah satu solusi yang sangat tepat.

Selain itu juga sangat relevan dengan gerakan yang di ungkapkan oleh Kemendikbud lewat Ditjen Diksi yaitu program “Pernikahan Massal” antara Dunia Industri/ Dunia Kerja dan Dunia Pendidikan Vokasi yang di jelaskan diawal tentunya juga termasuk SMK. Skema Link and Match yang di dirangkum dalam “Paket Pernikahan” ini antara lain; 1) Kurikulum disusun bersama industri, 2) Dosen/ Guru tamu rutin mengajar ke kampus maupun ke SMK, 3) Program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik, 4) Komitmen yang kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan, 5) Program beasiswa dan ikatan Dinas, 6) Pihak industri Men training dosen/ Guru, 7) Sertifikasi Kompetensi Lulusan dari Industri, 8) Pihak Industri memberikan bantuan perlatan kepada kampus/ sekolah, 9) Join dalam hal penelitian dan kegiatan lainnya. Penelitian pengembangan program Prakerin berbasis WBL ini sangat cocok untuk membantu mensukseskannya program”Pernikahan Massal” yang diluncurkan.Kemendikbud karena dalam penelitian ini sangat dibutuhkan kerjasama antara Dunia Industri/ Dunia Usaha dengan dunia pendidikan vokasi. Dimana pada tahapan pengembangan Prakerin pada Bagian coucing clinic sangat diperlukan kebijakan bersama dalam menyatukan pendapat tentang Prakerin berbasis WBL yang akan dilaksanakan. Tahap akhir di lakukan uji kompetensi bersama agar di dapat sertifikat yang dilisensi oleh BNSP. Ini saatnya school driven(sekolah mencari industri) menjadi industri driven (industri mencari Sekolah)

Pada pengembangan program Prakerin berbasis WBL pada SMKN kota Padang khususnya pendidikan teknik elektronika terlaksana dengan sangat baik karena terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pelaksanaan Prakerin yang konvensional selama ini. Dari hasil uji penelitian ini dapat dilihat bahwa pengembangan program Praekrin berbasis WBL ini valid praktis untuk diterpkan pada SMK.Menurut Calhoun & Finch (1982:66) Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat menyiapkan penyediaan tenaga kerja. Agar program pengembangan ini efektif diterapkan maka perlu adanya kerjasama yang sangat baik antara sekolah, DU/DI, dinas pendidikan dan LSP BNSP. (*)

*Artikel ini ditulis berdasarkan disertasi untuk penyelesaian program doktor (S3) pada Program Studi Ilmu Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang dengan Tim Promotor Prof. Drs H. Jalius Jama, M.Ed, Ph.D dan Prof. Drs H. Nizwardi Jalinus, M.Ed, Ed.D

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini