PADANG - Warga Padang tampak mulai memberanikan diri keluar rumah membawa anak-anak mereka. Ada yang menuju mall, ke tempat penjualan makanan dan sejumlah titik keramaian lainnya.Seperti keluarga Sari, warga Padang, pada akhir pekan lalu membawa anak-anaknya ke sebuah toko yang menjual aneka mainan. Lama ia tak membawa anak-anaknya setelah tiga bulan berdiam diri di rumah. Anak-anaknya usia balita pun merasa begitu girang begitu dijelaskan orangtua mereka tentang masa PSBB akan berakhir.
"Anak-anak senang karena PSBB telah berakhir. Kami sebagai orangtua juga senang karena tak tega melihat anak-anak terkurung terus karena selama wabah melanda," kata ibu muda itu.Meski mulai memberanikan diri membawa anak-anaknya ke tempat keramian tak membuat Sari lupa akan protokol kesehatan. Mereka tetap menggunakan masker dan menyemprot tangan anak-anaknya setelah memegang sesuatu di luar rumah dengan disinfektan.
"Saya selalu stanby kan disinfektan di mobil atau pun motor. Jadi kalau anak-anak mau makan sekembali dari luar bisa lebih aman. Kami masih takut kalau-kalau virus korona menjangkiti mereka. Kami benar-benar harus waspada," terangnya.Pantauan Singgalang di sejumlah pusat perbelanjaan seperti di Basko Mall, Transmart dan Plasa Andalas mulai terlihat ramai. Orangtua tampak menggandeng anak-anaknya menuju pasar moderen tersebut. Ada yang menggunakan masker, banyak juga yang tidak.Di kawasan GOR H Agus Salim, warga yang berolahraga sore kembali ramai. Remaja satu sama lain seakan mengekspresikan diri setelah sekian lama tak bisa berkumpul satu sama lain. Kafe-kafe juga terlihat ramai. Anak-anak muda dan pasangannya kembali memesan makanan kesukaannya. "Senang bisa kembali berkumpul bersama teman. Kalau pas PSBB kan kita was-was kalau ngumpul-ngumpul begini," katanya.Dihari pertama penerapan tatanan hidup baru itu, jalanan di Kota Padang juga terasa lebih ramai dibanding ketika PSBB berlangsung. Orang-orang seolah tak bisa menahan diri setelah sekian lama berdiam diri di rumah. Mereka yang berdiam diri di rumah adalah yang taat akan aturan pemerintah. Bagi yang tidak adalah orang tak mempedulikan aturan pemerintah.
Alasan sejumlah masyarakat yang tak mau tinggal di rumah, adalah alasan perut. Makanya mereka lebih memilih keluar rumah dengan berjualan, mengojek, tukang parkir dan lainnya. (yuke/mat)
Editor : Eriandi