Khairul JasmiBISA jadi bukan karena doanya, tapi saya boleh yakin, itu karena Prof Masnal: badai Arafah seketika berhenti.
Waktu itu di Arafah, musim haji 2018, badai datang sesuka hatinya. Prof. Dr. H. Masnal Zajuli, MA., berdoa berkali-kali dalam bahasa Arab yang fasih.Hujan badai datang pada ujung panas yang menggigit, langit tinggi tiba- tiba gelap. Angin bertiup kencang, mengguncang seluruh tenda jemaah. Inilah angin gurun yang bisa memindahkan bukit-bukit pasir. Magrib pun tiba.
Saat shalat, angin kian kencang. Sesaat terdengar gemuruh. Lalu hujan pun turun sangat lebat. Tak ada hujan selama ini.Tatkala hujan turun, saya sedang jadi jemaah Shalat Magrib dengan imam Prof Masnal. Doanya sehabis shalat, yang kami ikuti bersama-sama, doa yang panjang, doa yang tak pura-pura, meredakan hujan lalu badai. Kemudian Arafah tenang. Itu menurut saya dan ratusan jemaah haji dari KBIH Nurul Zikrillah. Wallahualam.
Selain itu ada hal menarik lainnya yaitu Bahasa Arab dan doa Masnal, menghentikan langkah pemuda gagah di Masjid Nabawi. Kisahnya, jemaah pamit pada Rasulullah. Ketika itulah pemuda Arab yang petugas Masjid Nabawa itu, terhenti. Berdiri dalam sikap sempurna.Sebuah salam perpisahan yang dramatis kami alami. Pagi itu dengan langkah satu-satu, jemaah KBIH Nur Zikrillah berkeliling Nabawi. Sesampai di depan makam Nabi dan sahabat, Prof Masnal memimpin ucapan pamit. Pilihan kata-katanya menusuk kantong air mata.
Lalu kaum wanita tak mampu menahan tangisnya. Air mata berderai. Sejumlah pria sekuatnya berusaha tak terisak, namum matanya sabak.Saat kami berdoa, jemaah dari bangsa-bangsa lain tertegun dibuatnya. Mereka saja tertegun, apalagi kami. Seorang pria muda Arab, berhenti dengan sikap sempurna dan menyimak doa Masnal dalam bahasa Arab yang fasih. Pria itu juga tanpa diminta mengatur jemaah. Dari bahasa tubuhnya ia hormat atas apa yang kami lakukan.
Itulah Masnal, jika sudah berbahasa Arab, orang Arab tertegun dibuatnya.Telah tiadaProf Masnal dipanggil Tuhan pada pukul 12.17 di RST Reksodiwiryo Padang. Besok, Kamis akan dimakamkan di kampungnya, Sawah Tangah, Kecamatan Pariangan, Tanah Datar. Ia meninggal dalam usia 70 tahun. Lahir 23 November 1951Kepergiannya mengejutkan UIN Imam Bonjol. Guru besarnya mendadak pergi. Masnal juga mengejutkan para haji Sumbar.
Almarhum membimbing haji bukan sekali dua, tapi ia sendiri tak ingat sudah berapa kali. Jemaah suka padanya karena pengetahuan agamanya yang luas dan dalam. Juga ini: Bahasa Arabnya bak air mengalir saja. Almarhum adalah profesor bahasa Arab.Menulis buku
Suatu sore beberapa bulan silam, saya dan Dr Abdullah Khusairi berbincang dengan Prof Masnal, guna membahas naskah-naskah buku biografinya.Kata Masnal, sejumlah naskah sudah ada sama Yulizal Yunus. Ia ingin bukunya hadir pada 2021 karena mau pensiun.
Ia minta saya menulis dalam buku tersebut dan kemudian ada foto bersama pengelola museum di Saudi.Kami sudah membuat grup WA, tapi kerja akan dimulai, guru besar ini telah dipanggil-Nya. Doa untuk almarhum. (*)
Editor : Eriandi