BUKITTINGGI - Pemegang saham Bank Nagari akhirnya menetapkan PT Bank Nagari sebagai ganti dari PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat.Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Nagari yang dipusatkan di Balai Sidang Bung Hatta Bukittinggi, Selasa (22/7).
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat ditemui Singgalang mengatakan dalam RUPSLB itu ada dua agenda pokok yang dibahas dalam RUPS LB tersebut, diantaranya penetapan nama bagi perusahaan daerah itu.Sebelumnya perusahaan daerah itu bernama PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat yang disebut dengan Bank Nagari. Nama itu terlalu panjang dan sesuai dengan saran OJK perlu ditetapkan dengan nama yang baru.
"Khusus untuk nama perusahaan daerah ini, pemegang saham sudah sepakat nama PT Bank Pembangunan Sumatera Barat itu diganti dengan nama PT Bank Nagari,"ujar Mahyeldi.Sedangkan agenda kedua adalah membahas tentang progres konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah sebagaimana yang disepakati pada RUPSLB 2019 lalu.
"Untuk agenda kedua ini belum diputuskan karena masih dibahas oleh pemegang saham," tegasnya.Namun kalau dari versi bank nagari seperti yang dibaca dari sejumlah media, bahwa bank nagari sendiri sudah siap dengan konversi tersebut
Sementara Walikota Bukittinggi H.Erman Safar mengatakan Pemko Bukittinggi mendukung penuh konversi Bank Nagari ke Bank Nagari Syariah itu.Karena market untuk syariah itu terbuka lebar di ranah minang karena sudah sesuai dengan filosofi adat basandi syara syara basandi kitabullah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri menurut Erman Safar juga menyampaikan bisnis keuangan berbasis syariah itu tumbuh lebih baik dari konvensional. "ini adalah berita baik untuk bank nagari yang akan dikonversi ke syariah,"ujarnya.Erman juga menambahkan dalam RUPSLB itu ada beberapa hal yang diusulkan diantaranya tetap menjaga stabilitas bisnis bank nagari di masa transisi nanti .Kemudian harus ditingkatkan dan memperluas market. Selanjutnya sosialisasi dan inovasi produk perbankan syariah perlu ditingkatkan sehingga bisa menjawab kebutuhan masalah masalah keuangan di tengah masyarakat dan para pengusaha. Selain itu Bank Nagari harus menjalin pendekatan pendekatan kepada nasabah lama atau deposan untuk tetap menjadi nasabah loyal di bank nagari ketika di konversi.
Sedangkan Bupati Agam, H.Andri Warman berpandangan lain. Pihaknya lebih memilih dua alternatif bagi bank nagari itu, kedua alternatif itu, bank konvensional dan bank syariah.Bank konvensional yang sudah ada saat ini tetap dipertahankan, dan alternatif kedua yaitu bank nagari Syariah juga perlu ada.
"Kedua dua duanya perlu dipertahankan sehingga nasabah punya alternatif memilih apakah akan tetap di bank konvensional atau ke bank Syariah "ujarnya.Sebab kalau hanya ditetapkan hanya konversi ke Bank Syariah saja pihaknya khawatir nasabah yang tidak mau pindah ke syariah akan memilih pindah ke Bank Lain. Karena itulah kita mengusulkan dua alternatif itu,"ujarnya.
Sampai berita ini ditulis, RUPSLB masih berlangsung dan belum diketahui apa sudah diputuskan konversi ke Bank Syariah itu atau belum. (gindo)
Editor : Eriandi