PADANG - Tari Rantak dan Cewang Karya Gusmiati Suid cukup mengharumkan nama Sumatera Barat seantero dunia. Guna untuk melestarikan dan mengembangan seni budaya daerah ini sekaligus tak terjadinya degradasi atau dekonstruksi secara koreografis maka Dinas Kebudayaan Sumbar melalui UPTD Taman Budaya mengadakan Pagelaran Tari Rantak dan Cewang.Kegiatan itu berlangsung selama 2 hari, 10-11 September di lantai IV Gedung Kebudayaan Sumbar dan diikuti oleh puluhan sanggar dan komunitas tari di Kota Padang.
Kepala Dinas Kebudayaan, Syaifullah saat membuka kegiatan tersebut, Sabtu (10//9) mengatakan, festival tari karya Gusmiati Suid untuk tingkat anak-anak dan remaja se-Kota Padang.Pemerintah Sumatera Barat dalam hal ini, UPTD Taman Budaya sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, yang berfungsi sebagai labor dan etalase seni budaya. Gusmiati Suid adalah salah seorang maestro tari yang dimiliki Sumatera Barat. Yang juga telah mengharumkan bangsa ke seantero dunia. Pagelaran Tari Rantak dan Cewang karya Gusmiati Suid bertujuan untuk mengenang hari wafatnya Gusmiati Suid pada tanggal 28 September 2001, mensosialisasikan kembali Tari Rantak dan Tari Cewang karya Gusmiati Suid sesuai yang asli pada sanggar/komunitas se-Kota Padang.
Selanjutnya, Memotivasi para koreografer dan penata tari muda agar terus berproses dan memberikan fasilitas untuk bersilaturahmi sanggar-sanggar yang ada di kota Padang.Pada tempat yang sama anggota DPRD Sumbar, Hidayat mengatakan, kegiatan ini berasal dari dana pokirny yang mengangkat tari paling populer di antara tari kreasi (pendek) yang diciptakan. Karya ini dinobatkan sebagai salah satu tari kreasi terbaik di tingkat nasional di tahun 1975.
Selain itu, karya ini pernah menjadi mata pelajaran wajib di SMKI di seluruh Indonesia. Sampai saat ini Tari Rantak sering ditampilkan oleh sanggar-sanggar kesenian. Karya ini dapat ditarikan oleh laki-laki dan perempuan. Sedangkan Tari Cewang (di Langik) lebih dominan ditarikan oleh perempuan atau anak-anak."Dari pemantauan kami, kedua karya Gusmiati Suid ini perlu dilindungi agar tidak terjadi degradasi atau dekonstruksi secara koreografis terhadap karya seniman. Untuk itu Taman Budaya Sumatera Barat perlu melaksanakan Pergelaran Tari Rantak dan Tari Cewang antar sanggar tari yang berada di Kota Padang,"kata Hidayat.Lalu, Kepala Taman Budaya Sumbar Hendri Fauzan didampingi Kepala Seksi Pergelaran Dan Pameran Seni Sekri Budiman menambahkan, peminat cukup tinggi untuk mengikuti pargelaran ini. Hadiah yang disuguhkan sebanyak Rp40 juta untuk lima terbaik tingkat remaja.Ditambahkan, setiap sanggar/komunitas yang berpartisipasi mengirim satu group anak-anakyang terdiri atas 5 orang penari dan satu group remaja yang terdiri atas 6 orang. Penari anak-anak berusia 6-12 tahun dan penari remaja berusia 13-19 tahun. (syawal)
Editor : Eriandi