NUSA DUA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kemampuan industri menjadi unsur utama bagi ketahanan ekonomi sebuah negara di masa pandemi.“Oleh karena itu, G20 harus mendorong upaya peningkatan di sektor industri, perdagangan dan untuk lebih menarik investasi," kata Airlangga di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/9).
Hal itu merupakan seruan bagi negara-negara G20 untuk bekerja sama lebih baik lagi dalam memberikan dukungan yang diperlukan guna mendorong aspek-aspek industri dan perdagangan yang mengadopsi teknologi, khususnya di negara-negara berkembang.Hal itu disampaikan Airlangga saat meresmikan Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIM) G20.
Sektor perdagangan, investasi, dan industri merupakan motor penggerak perekonomian nasional suatu negara, termasuk dalam masa menghadapi kondisi pandemi COVID-19.Ketiga sektor itu juga berperan sangat penting untuk menguatkan fundamental perekonomian nasional.
Dalam Presidensi G20 tahun ini, pertemuan-pertemuan di tingkat Working Group (Trade, Investment and Industry Working Group) maupun di Tingkat Menteri (TIIMM) menjadi generator bagi negara-negara G20 untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tepat dalam merespon dinamika global dan kesepakatan yang berimbang bagi negara-negara di seluruh kawasan.Negara yang memiliki indeks kinerja industri yang sangat kompetitif menjadi negara yang lebih kompetitif dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada di masa pandemi. Industri akan mendorong penciptaan lapangan kerja, dan memerlukan sektor perdagangan dalam distribusi, serta mendorong peningkatan investasi.
Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 juga telah mempercepat transformasi digital, termasuk perdagangan digital.Perkembangan perdagangan digital, yang meliputi pembayaran digital dan layanan pengiriman digital. Penjualan e-commerce ritel global pada tahun 2020 meningkat hampir 30 persen dari level tahun 2019. Pada tahun 2020, sekitar 24 persen perusahaan telah menerima pesanan secara online dan lebih dari 40 persen perusahaan melakukan pemesanan secara online.
Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah terus mengembangkan sistem teknologi dan informasi untuk mendukung proses supply chain. Dengan cara tersebut, Pemerintah dapat memantau pembaruan data dan memastikan bahwa informasi tersebut dapat diandalkan.Hal tersebut dilakukan seiring dengan upaya Pemerintah yang tengah memperkuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk menjadi nilai tambah bagi rantai pasok.Pemerintah terus berkomitmen menguatkan dan mendorong UMKM karena UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen dari PDB nasional dengan penyerapan tenaga kerja yang paling tinggi.“Indonesia sangat menghargai kontribusi dari UMKM. Oleh karena itu, Pemerintah terus meningkatkan ketahanan UMKM agar dapat terus beradaptasi menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Saya percaya bahwa di banyak negara, UMKM menjadi salah satu sektor paling rentan yang membutuhkan perhatian ekstra," kata Airlangga.
Oleh karena itu, lanjut Airlangga, Indonesia mendorong G20 untuk menemukan rekomendasi guna meningkatkan ketahanan sektor ini, dan mendorong UMKM untuk menjadi bagian penting dari rantai nilai.Selanjutnya, Menko Airlangga kembali menekankan bahwa dalam Presidensi G20 tahun ini, Indonesia terus mendorong penguatan kerja sama antar negara-negara G20 dalam menetapkan arah strategis untuk memulihkan kepercayaan terhadap institusi global.
Platform multilateral menjadi penting, sehingga pertemuan-pertemuan G20 didorong untuk dapat memberikan banyak pengayaan bagi anggota G20.“Kita membutuhkan solusi global untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dunia saat ini. Saya yakin bahwa mekanisme multilateral akan menjadi platform terbaik, di mana kita dapat menemukan solusi dan jawaban, yang mewakili kesatuan tujuan negara-negara di seluruh Kawasan dunia,” tukas Menko Airlangga. (rel)
Editor : Eriandi