BUKITTINGGI - Tingkuluak merupakan salah satu pakaian perempuan Minangkabau yang dapat meningkatkan marwah kaum perempuan. Tingkuluak merupakan simbol kebesaran perempuan Minang yang ramah, keibuan dan bertanggung jawab serta berbudi luhur.Hal itu mengemuka pada Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Rumah Adat Nan Baanjuang yang berlangsung di Balai Sidang Bung Hatta Bukittinggi kemarin.
Seminar yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi menghadirkan Tim Kajian Asosiasi museum Daerah (Amida) Provinsi Sumatera Barat mendapat tanggapan positif dari peserta seminar. Peserta seminar yang berasal dari pelajar, mahasiswa, guru dan penggiat meseum Bukittinggi dan sekitarnya tercerahkan dengan adanya seminar salah satu koleksi menarik yang ada di Rumah Adat Nan Baanjuang Bukittinggi.Tim kajian Amida Noviyenti Awaluddin dan budayawan Yulian Azrial telah melakukan kajian tentang tingkuluak tanduak. Tingkuluak atau tutup kepala perempuan Minang merupakan simbol perempuan Minang yang baik dan ramah, keibuan, bertanggung jawab dan bijaksana. Tingkuluak terletak di atas kepala sebagai beban tanggung jawab beban perempuan Minang.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wanita Kurai yang juga Wakil Ketua Bundo Kanduang Bukittinggi Zulzetri mengungkapkan tingkuluak di pakai di Kurai V Jorong pada saat tertentu, seperti memperingati HUT Kemerdekaan RI, pelantikan kepala daerah dan menyambut tamu kenegaraan serta memperingati hari jadi kota.“Di Kurai V jorong, tingkuluak adalah marwah bagi kaum perempuan. Tingkuluak berguna untuk menutup aurat bagi perempuan dan dapat menjadi suri tauladan dari sikap dan perbuatan. Pihaknya juga masuk ke sekolah untuk mensosialisasikan adat Kurai termasuk makna memakai tingkuluak kepada pelajar.Dari seminar tersebut, juga ditampilkan tutorial atau peragaan cara memakai tingkuluak oleh bundo kanduang. Peserta seminar merasa puas mengikuti kegiatan ini karena selama ini tidak pernah diadakan. (as)
Editor : Eriandi