Saat ini, PT Semen Padang tengah mencari dan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang Pabrik Indarung I di Belanda. Karena, pabrik ini dibangun di masa penjajahan Belanda. "Pabrik Indarung I ini terakhir beroperasi pada tahun 1999. Beberapa waktu lalu saat acara kesenian, Rieke Diah Pitaloka datang berkunjung dan melakukan orasi di pabrik ini dan disambut antusias masyarakat," katanya."Tentunya, kami mengucapkan Terima kasih, karena ini juga bagian dari promosi Indarung I juga. Di samping itu, pada hari Sabtu dan Minggu juga banyak masyarakat yang berkunjung ke Pabrik Indarung I untuk berfoto dan itu juga promosi buat kami," sambung Asri Mukhtar.
Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, menambahkan bahwa pihaknya mengaku bangga atas adanya dukungan dari Komisi VI DPR-RI terhadap upaya PT Semen Padang untuk menjadikan Kawasan Indarung I sebagai World Heritage. Dan tentunya, Semen Padang juga dengan bangga bisa menyampaikan sejarah Semen Padang sejak 1910.“Kami dengan bangga bisa menyampaikan bahwa tahun 1910, adalah awal dimulainya era industri atau manufacture di Indonesia. Dan itu dimulai dari Pabrik Indarung I ini. Dari Pabrik Indarung I inilah semen dikirim ke seluruh Nusantara ketika itu, karena belum ada Indonesia. Tahun 1999, semua Kiln Indarung I disetop karena emisinya sudah tinggi dan tidak ekonomis. Dan ketika itu juga, Semen Padang sudah ada pabrik Indarung II/III, IV dan V,” katanya.Terkait penetapan Cagar Budaya Kawasan Pabrik Indarung I Semen Padang, Oktoweri menyampaikan bahwa itu baru dilakukan tahun 2022. Dalam waktu 3 bulan, Kawasan Indarung I Semen Padang telah mendapatkan Cagar Budaya Peringkat Provinsi. Dan, sekarang sudah mencapai ke tahap Cagar Budaya Nasional. “Alhamdulillah, ini juga berkat dukungan stakeholder, yaitu Pemko Padang dan Pemprov Sumbar,” ujarnya.Tahun 2023, tambah Oktoweri, Semen Padang akan siapkan sarana dan prasarana untuk Kawasan Pabrik Indarung I, termasuk pendaftaran World Heritage, serta pendaftaran Memori of The World yang prosesnya diperkirakan mencapai 2 tahun. “Ini mimpi kami. Mohon dukungan untuk kami,” kata Oktoweri.(yose)
Editor : Eriandi