Rakernas di Padang, IMA Kunjungi Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I

×

Rakernas di Padang, IMA Kunjungi Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I

Bagikan berita
Foto Rakernas di Padang, IMA Kunjungi Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I
Foto Rakernas di Padang, IMA Kunjungi Cagar Budaya Nasional Pabrik Indarung I

PADANG - Sekitar 200 lebih pengurus dan anggota Indonesia Marketing Association (IMA) dari berbagai chapter di Indonesia, berkunjung ke PT Semen Padang untuk melihat lebih dekat bangunan pabrik Indarung I yangmerupakan pabrik semen pertama di Asia Tenggara yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional, Jumat (19/5/2023).

Kedatangan ratusan anggota dan pengurus organisasi yang berfokus menggerakkan aktivitas pengembangan pemasaran di Indonesia itu, disambut oleh Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, serta sejumlah staf pimpinan PT Semen Padang. Di antaranya, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis, dan Kepala Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati."Kami menyambut baik kedatangan IMA ke Semen Padang dalam rangka Rakernas. Apalagi, IMA ini datang dari berbagai chapter di Indonesia. Tentunya, ini menjadi momentum bagi kami untuk mengenalkan Semen Padang sebagai pabrik semen pertama di Asia Tenggara," kata Direktur Keuangan dan Umum PT Semen Padang, Oktoweri saat menyambut ratusan pengurus dan anggota IMA di Club House Lapangan Golf PT Semen Padang.

Oktoweri juga menyampaikan soal Pabrik Indarung I Semen Padang, termasuk berbagai program CSR yang dilakukan perusahaan, diantaranya tentang konservasi ikan bilih yang merupakan ikan endemik di danau Singkarak, dan pembudidayaan pohon kaliandra merah yang merupakan sumber energi EBT, dan dapat dimanfaatkan untuk mensubstitusi bahan bakar batubara dalam memproduksi semen.Untuk Pabrik Indarung I yang didirikan pada 1910, saat ini tengah diusahakan menjadi World Heritage. Kemudian ikan bilih, PT Semen Padang telah melakukan konservasi melalui dua metode, yaitu pemijahan secara alami dan laboratorium. "Sekitar 8000 ekor ikan bilih hasil konservasi yang dilakukan PT Semen Padang, berhasil dikembalikan ke

habitatnya di Danau Singkarak," ujarnya.Usai mendengar paparan Oktoweri, rombongan IMA kemudian berkunjung ke Pabrik Indarung I, termasuk ke tempat konservasi ikan bilih. Didampingi Kepala

Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati, rombongan tersebut tampak antusias. Terutama, saat berada di Pabrik Indarung I. Bahkan, rombongan tersebut menyempatkan diri untuk berswafoto dengan latar belakang pabrik Indarung I.Nur Anita mengatakan, selain telah menjadi Cagar Budaya Nasional dan akan diusahakan menjadi World Heritage, PT Semen Padang juga telah mengajukan Arsip Pabrik Indarung I sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB). Bahkan, Dewan Pakar MKB juga telah berkunjung ke PT Semen Padang untuk melakukan verifikasi dokumen arsip yang diajukan PT Semen Padang ke ANRI.

"Insya Allah, arsip Indarung I dari tahun 1910-1972, akan dijadikan sebagai MKB oleh ANRI. Anugerah MKB ini nantinya diserahkan pada Peringatan Hari Kearsipan ke-52 yang akan dilaksanakan di Banyuwangi pada pekan depan," kata Anita kepada rombongan IMA saat berkunjung ke Pabrik Indarung I.Setelah MKB, lanjutnya, PT Semen Padang nantinya juga akan berupaya mendaftarkan arsip PT Semen Padang sebagai Memory of the World. "Hal ini dilakukan, karena kami ingin bagaimana arsip di PT Semen Padang ini, terutama Indarung I, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi generasi yang akan datang," ujarnya.

Sementara itu, Sekjen IMA Pusat, Toufik, menyampaikan bahwa IMA sengaja berkunjung ke PT Semen Padang untuk melihat pabrik Indarung I, karena pabrik semen kebanggan orang 'awak' ini memiliki warisan sejarah yang begitu panjang tentang bagaimana industri semen di Indonesia, maupun Asia Tenggara ini didirikan."Makanya, pada Rakernas IMA yang digelar di Padang ini, kami manfaatkan untuk bisa berkunjungan ke Semen Padang. Dan tentunya, kami mengucapkan terima kasih kepada manajemen Semen Padang yang telah memfasilitasi kami untuk melihat lebih dekat Pabrik Indarung I, termasuk melihat tempat konservasi ikan bilih," katanya.(yose)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini