BEIJING - Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Pesan amat tua itu mungkin akrab di telinga kita. Begitulah. Sebanyak 81 jurnalis dari 69 negara yang mengikuti program pertukaran China Asia Pacific Press Center (CAPPC) tahun 2023 di Beijing, China oleh Pusat Komunikasi Pers Internasional China (CIPCC) diajari menulis kaligrafi China.Kaligrafi atau Seni khat adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan.
Pernahkah kamu melihat gulungan kertas berisi tulisan China di film-film? Tulisan yang ada di dalam gulungan itu merupakan salah satu dasar yang perlu dipahami oleh seseorang sebelum belajar lukis dan kaligrafi Tionghoa.Guru lukis dan kaligrafi China Ms Chen Chen mengatakan, sebelum beranjak ke ilmu kaligrafi, seseorang perlu belajar membuat struk (struktur) dasar.
Struk dasar yang dimaksud yaitu garis dan lengkungan yang dibuat menggunakan kuas bercelup tinta cina guna menghasilkan huruf Tionghoa dengan benar.Dia mengatakan bahwa perlu ketelitian dan ketepatan dalam membuat garis dan lengkungan itu. "Kalau struk-nya salah, tulisannnya juga akan salah," katanya.
Katanya, perbedaan bentuk dan tingkat kemiringan suatu garis di struk akan menghasilkan interpretasi makna yang berbeda.Seseorang yang belajar kaligrafi Tionghoa harus menghafal struk dan mahir dalam menulis struk hingga tuntas dalam membuat huruf Tionghoa.
Adapun perlengkapan yang digunakan saat belajar dasar-dasar kaligrafi Tionghoa yaitu gulungan kertas, tinta China, dan kuas. Tinta cina yang digunakan saat itu yaitu tinta China modern yang sudah berbentuk cairan.Namun, pada zaman dahulu, kata Chen Chen, seseorang membuat kaligrafi Tionghoa menggunakan batang pohon pinus. Kuas yang digunakan untuk membuat kaligrafi Tionghoa pun berbeda dengan kuas lukis biasa.
Kuas lukis kaligrafi Tionghoa terdiri dari beragam ukuran dengan bentuk dan tingkat ketebalan bulu kuas yang berbeda-beda. "Bulu kuas yang digunakan terbuat dari banyak jenis bulu binatang. Ada juga yang membuatnya dari bahan sintetis, tapi hasilnya (lukisan) tidak seindah yang dari bulu binatang asli," katanya.Beberapa campuran bulu binatang yang digunakan untuk membuat kuas lukis kaligrafi Tionghoa yakni bulu domba, bulu domba dicampur bulu serigala, bulu domba dicampur bulu beruang, bulu rusa, dan bulu musang. Pemilihan jenis bulu binatang ini ditentukan berdasarkan tujuannya.Apabila diperlukan untuk membuat sebuah lukisan, maka kuas yang digunakan yaitu kuas dengan bulu yang agak kasar. Sementara itu, kuas yang digunakan untuk menulis biasa yaitu kuas dari campuran bulu binatang.Sekilas, hasil lukisan dasar-dasar kaligrafi China terkesan sederhana dan mudah dibuat. Akan tetapi, faktanya, proses pengerjaannya tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan, ketika membuat sebuah garis lurus, seseorang harus teliti soal kapan kuas lukis harus ditekan atau diangkat supaya menghasilkan tulisan dengan ketebalan tertentu.
Menurut Ms Chen Chen, makna di balik belajar dasar-dasar kaligrafi Tionghoa bukanlah menuntut seseorang agar cepat mahir dan mendapat hasil yang sempurna. Akan tetapi, seni membuat kaligrafi Tionghoa justru didapat dari proses pengerjaannya yang bertahap dan tidak instan."Biasanya menulis kaligrafi China diiringi musik pelan. Orang yang belajar kaligrafi itu memang melatih kesabaran dan bisa mempengaruhi mental seseorang," ujarnya.
Latihan kesabaran yang dimaksud dapat dilihat dari bagaimana seseorang mengendalikan diri saat menggoreskan kuas dengan perasaan."Belajar kaligrafi Tionghoa salah satu pelatihan yang banyak manfaatnya. Termasuk melatih emosi, konsentrasi, napas, goyangan tangan, serta posisi tangan saat memegang kuas," katanya. (**)
Editor : Eriandi