Forbidden City yang Sangat Terbuka

×

Forbidden City yang Sangat Terbuka

Bagikan berita
Foto Forbidden City yang Sangat Terbuka
Foto Forbidden City yang Sangat Terbuka

BEIJING - Forbidden City (Kota Terlarang). Jika mendengar namanya, mungkin yang terbayangkan sebuah kota tertutup yang tidak boleh siapapun masuk ke dalamnya dan dijaga ketat oleh aparat bersenjata lengkap.Namun tidak untuk Forbidden City di Beijing, China. Lokasi ini menjadi objek wisata favorit di Beijing. Ribuan orang berkunjung ke lokasi bekas Istana Kerajaan yang sangat berkuasa di tanah Tiongkok dahulu kala.

Kota Terlarang secara harfiah bermakna "Kota Terlarang Ungu", juga disebut "Bekas Istana" dan "Museum Istana", merupakan kompleks istana kekaisaran dan kediaman Kaisar Tiongkok beserta anggota rumah tangganya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, antara tahun 1420 sampai 1924. Tempat ini juga menjadi pusat pemerintahan Tiongkok hampir selama lima abad.Memiliki luas sekitar 720.000 meter persegi, 980 bangunan, dan lebih dari 8.000 ruangan, Kota Terlarang disebut merupakan koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia oleh UNESCO dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing". Lokasinya berada di utara dari lapangan Tiananmen dan dapat diakses dari lapangan tersebut melalui Gerbang Tiananmen.

Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan Tiongkok. Gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Tiongkok. Museum Istana sekarang ini merupakan salah satu lokasi yang paling menarik wisatawan di dunia.Meskipun bukan hari libur, ribuan pengunjung tetap memadati lokasi ini. Bahkan masyarakat China sendiri berduyung-duyun mendatanginya. Setiap hari rata-rata wisatawan yang mengunjungi Forbidden City sebanyak 40 ribu orang.

Untuk memasukinya pun, pengelola memungut RMB60 untuk orang dewasa pada musim ramai (1 April-31 Oktober) dan RMB40 pada musim sepi (1 November sampai 31 Maret). Mereka juga memberikan harga khusus untuk anak-anak, pelajar, tentara, kaum disabilitas.Para pengunjung terlihat sangat tertarik dengan sejarah dan bentuk bangunan Istana Kerajaan tersebut.

Peserta program pertukaran China Asia Pacific Press Center (CAPPC) tahun 2023 di Beijing, China yang digelar Pusat Komunikasi Pers Internasional China (CIPCC) dengan mengundang jurnalis dari Asia Pasifik, Afrika, Karibia, Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur diikuti 81 wartawan dari 69 negara, termasuk Harian Singgalang berkesempatan menjelajahi seluruh bagian Istana Kejaraan tersebut, Rabu (2/8).Seperti dijelaskan Ms Susan SU, pengajar di Beijing Language dan Culture Centre untuk Diplomatik Mission menjelaskan dengan detail sejarah Forbidden City.

Setelah Zhu Di (Kaisar Yongle/Yung-le) dari Dinasti Ming naik takhta, dia memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing, dan mulai membangun tempat yang nantinya disebut Kota Terlarang pada tahun 1406.Pembangunan ini dilakukan selama 14 tahun dengan mempekerjakan 100.000 seniman ahli dan tenaga jutaan buruh. Bahan yang digunakan meliputi seluruh batang kayu berharga nanmu atau phoebe zhennan yang ditemukan di hutan barat daya Tiongkok, dan balok marmer besar dari tambang dekat Beijing. Lantai-lantai dari aula utama dilapisi dengan "batu bata emas", batu bata paving yang dipanggang khusus dari Suzhou.

Setelah menjadi kediaman dari 24 kaisar, 14 dari Dinasti Ming dan 10 dari Dinasti Qing, peran Kota Terlarang sebagai pusat pemerintahan Tiongkok berakhir dengan turun takhtanya Puyi (Kaisar Xuantong/Hsuan-tung) pada 1912. Sesuai perjanjian dengan pemerintah Republik Tiongkok yang baru, Puyi tetap berada di Istana Dalam, sedangkan Istana Luar diserahkan untuk penggunaan umum. Puyi diusir dari Kota Terlarang setelah kudeta tahun 1924.Museum Istana dibentuk di Kota Terlarang pada 1925. Tahun 1933, penyerangan Jepang atas Tiongkok memaksa evakuasi berbagai harta berharga di Kota Terlarang. Sebagian koleksinya dikembalikan setelah Perang Dunia II, tetapi sisanya dievakuasi ke Taiwan pada 1948 oleh Chiang Kai-shek. Koleksi yang terbilang kecil tetapi berkualitas tinggi ini tetap berada dalam ruang penyimpanan sampai tahun 1965 hingga kembali dapat dilihat publik sebagai inti dari Museum Istana Nasional di Taipei.

Kota Terlarang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1987 oleh UNESCO sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing" karena peran besarnya dalam perkembangan arsitektur dan budaya Tiongkok.Saat ini Kota Terlarang dikelola oleh Museum Istana, yang sedang melaksanakan proyek restorasi enam belas tahun untuk memperbaiki dan memulihkan semua bangunan di Kota Terlarang ke keadaan sebelum 1912. (*)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini