Petani Jamur Tiram Limau Manis Kini Bisa Raup Rp500 Ribu Perhari

×

Petani Jamur Tiram Limau Manis Kini Bisa Raup Rp500 Ribu Perhari

Bagikan berita
Foto Petani Jamur Tiram Limau Manis Kini Bisa Raup Rp500 Ribu Perhari
Foto Petani Jamur Tiram Limau Manis Kini Bisa Raup Rp500 Ribu Perhari

Kini Noli tergabung dalam KWT Limau Manis Sejahtera. Mengikuti KWT lainnya yang juga mulai bertumbuh.Cara membudidayakan jamur tiram tidak begitu rumit. Dengan serbuk kayu bekas diaduk dengan dedak dan dolomit, difermentasi kurang lebih 24 jam. Adonan tersebut dimasukan dalam kantong-kantong plastik, yang kemudian disebut baglog.

Baglog ini dikukus selama 8 jam. Setelah itu baru ditanam bibit yang berasal dari beras atau jagung. Setelah itu tinggal disusun vertikal di kumbung, dengan posisi rebah."Kalau kami membuat baglog itu dengan komposisi, 100 kg serbuk kayu, ditambah dengan 10 kg dedak dan 1 kg dolomit,"ujarnya.

Untuk membuat sekitar 1.000 baglog paling tidak membutuhkan biaya sekitar Rp2 juta. Jumlah itu sudah semuanya, mulai dari serbuk kayu, dedak dan dolomit.Dengan 1.000 baglog diperkirakan bisa menghasilkan Rp10 juta untuk selama 4 bulan umur panen. Panen berkelanjutan sampai jamur tidak tumbuh lagi sekitar 4 bulan. Jika jamur tidak tumbuh lagi, maka diganti lagi dengan baglog baru. Begitu selanjutnya.

Kelompok TaniSetidaknya ada 5 kelompok warga yang memiliki usaha jamur tiram di Limau Manis. Kelompok itu yakni, Kelompok Wanita Tani (KWT) Tabiang Mandiri. Kemudian ada Kelompok Wanita Tani Limau Manis Sejahtera, Kelompok Jamur Koto Panjang, Kelompok Jamur Jawa Gaduik Saiyo dan Kelompok Kampung Duri Saiyo.

Sebagian kelompok tani ini dibawah binaan Forum Nagari Limau Manih. Untuk mengembangkan uaha jamur tiram tersebut, Forum Nagari Limau Manih memberikan bantuan modal pada warga.Pengurus Forum Nagari Limau Manis, Desi Fitria mengakui perlu motivasi berkelanjutan agar masyarakat konsisten dengan usaha tersebut. Selain itu juga mampu mengatur pola panen jamur.

"Kita terus memotivasi warga agar terus mengembangkan budidaya jamur ini. Karena awalnya masih banyak yang kurang yakin dengan usaha ini. Padahal hasilnya cukup bagus,"sebutnya.Kini, petani memiliki jumlah baglog yang beragam. Tapi setiap kelompok punya minimal satu kumbung. Panen jamurnya juga beragam. Mulai dari panen 5 kg perhari, bahkan ada yang bisa panen sampai 20 kg perharinya.

Hasil panen jamur ini dapat memberikan penghasilan yang lumayan besar bagi petani jamur. Mereka yang menjadikan usaha jamur tiram sampingan sangat terbantu dengan harga jamur yang terbilang stabil.Untuk pasar, jamur tiram di Limau Manis banyak peminat. Bahkan, petani juga kesulitan memenuhi permintaan. Kalaupun ada sepi permintaan hanya pada saat lebaran, itu pun dapat disiasati dengan membuat produk turunan.

"Saat panen banyak, warga bisa membuat berbagai macam makanan berbahan jamur. Seperti, rendang jamur, kerupuk jamur, sate jamur, bakso jamur dan jamur krispi. Semua petani sudah banyak yang pandai,"paparnya.Melihat potensi yang cukup besar. Kemudian Forum Nagari Limau Manis mengalokasi bantuan untuk petani jamur. Pada 2021, Forum Nagari mengalokasikan bantuan Rp75 juta.

Bantuan diberikan pada 20 anggota. Mereka langsung dibelikan kebutuhan budidaya jamur, seperti membangun kumbung, membeli serbuk kayu dedak dan bibit. Kemudian pada pada 2022 Forum Nagari kembali mengalokasikan bantuan Rp80 juta untuk pengembangan budidaya jamur ini."Setiap tahun Forum Nagari Limau Manis mendapatkan alokasi bantuan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang. Kemudian budidaya jamur tiram ini kami jadikan salah satu program,"ujarnya.

Diakui Desi, kendalanya saat ini petani mulai sulit mendapatkan serbuk kayu. Sehingga menyebabkan proses pembuatan baglog sedikit terganggu.Selain itu, alat untuk mengukus baglog juga masih manual. Mengukus baglog selama 8 jam membuat warga cukup kesulitan. Karena yang dikukus cukup banyak.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini