BEIJING - Pesatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga menyebabkan peningkatan urbanisasi, yang memicu meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak terhadap lingkungan dan kurangnya keterlibatan masyarakat dengan alam.Tata ruang perkotaan yang padat dan padat di banyak kota di Tiongkok telah menyebabkan kurangnya ruang hijau.
Namun, berbeda dengan Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan. Prestasi Chengdu di bidang ekologi dan penghijauan telah diakui secara internasional sejak tahun 1998, ketika kota ini menerima Penghargaan UN-Habitat Scroll of Honor atas proyek renovasi komprehensif Sungai Funan.Antara tahun 2010 dan 2015, 31 taman lahan basah dibuka di Chengdu. Pada tahun 2015, kota ini masuk dalam kelompok Kota Pembangunan Hijau Terhormat yang pertama di Tiongkok.
Untuk menghormati janjinya untuk menjadi ‘Kota Taman', dan untuk meningkatkan lanskap kota dan menciptakan kota rendah karbon, Chengdu telah membangun sistem jalan kaki dan bersepeda ramah lingkungan terpanjang di dunia.Hal ini merupakan bagian dari rencana sistem jalur hijau yang luas dan membentang hampir 20.000 kilometer di seluruh kota.
Salah satunya adalah Jalur Hijau Tianfu yang menjadi sistem jalur hijau terbesar di dunia. Jalur Hijau Tianfu membentang sepanjang 16,900 kilometer sesuai perencanaannya, terdiri dari bagian regional, perkotaan, dan komunitas masing-masing sepanjang 1,920 kilometer, 5,380 kilometer, dan 9,630 kilometer.Pembangunan tahap pertama selesai pada tahun 2020. Jalur hijau lain yang akan dibangun di kota ini pada awal tahun 2025, dan seluruh jaringan jalur hijau seluruh kota akan selesai pada tahun 2040.
Pekan lalu, peserta program China Asia Pacific Press Center (CAPPC) tahun 2023 di Beijing, China yang digelar Pusat Komunikasi Pers Internasional China (CIPCC) berkesempatan menyaksikan secara langsung merasakan sensasi berjalan kaki dan bersepeda di Hijau Tianfu.Sebelum pembukaan Universiad di Chengdu, Greenway sepanjang 6.500 kilometer telah selesai dibangun, dan 95,88 persen cakupan layanan telah dilengkapi dengan total 3.500 fasilitas budaya, wisata, olah raga dan teknologi.
Lingkaran ekologis sepanjang 100 kilometer, "green ring" kota yang sangat besar, telah diaspal dengan jalur hijau kelas I.Tianfu Greenway akan menghubungkan taman, cagar alam, dan situs budaya dan sejarah di seluruh komunitas.Selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, akan tercipta ruang bagi warga untuk bersantai, berolahraga, dan bersosialisasi.Sebagai salah satu proyek kesejahteraan masyarakat yang paling penting dalam sejarah Chengdu, penyelesaian tahap pertama pada tahun 2020 akan mengubah sepertiga lahan yang dapat digunakan di wilayah perkotaan Chengdu menjadi ruang hijau.
Chengdu melihat proyek ini menegaskan upayanya untuk menjadi kota dan pusat kebudayaan kelas dunia, yang mencerminkan etos hijau dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.Tianfu Greenway adalah sistem yang terbuka, multifungsi, dan berkelanjutan, menjadikannya cara inovatif untuk meningkatkan ekologi perkotaan Chengdu.
Proyek ini diharapkan dapat memperluas keberhasilan inisiatif ruang hijau berskala kecil dalam beberapa dekade terakhir, di negara-negara seperti Singapura dan Jepang dan menciptakan cetak biru bagi banyak kota lain di Asia yang berkembang pesat.Ketika proyek ini selesai sepenuhnya, Chengdu akan memiliki sistem jalur hijau tiga tingkat yang melayani seluruh kota di tingkat distrik, perkotaan, dan komunitas. Jalur hijau besar tingkat kabupaten, yang terdiri dari satu poros, dua gunung, tiga lingkar dan tujuh jalur, akan menghubungkan wilayah perkotaan utama di kota ini.
Hal ini kemudian akan digabungkan dengan jaringan jalur hijau lain yang menghubungkan fasilitas masyarakat, seperti taman kanak-kanak. (Benk)
Editor : Eriandi
