SYDNEY - Pentas Seni MSS (Art Night) yang digagas Perantau Minangkabau di Sydney sukses digelar Sabtu (9/9).Pentas seni yang digelar masih dalam rangka peringatan peringatan Hari Kemerdekaan RI itu digelar di Lakemba Senior Citizen Hall di bagian barat Metropolitan Sydney.
Pentas Seni MSS ini diawali dengan Tari Pasambahan. Kemudian ditampilkan pula Tari Piring."Para penari adalah gadi-gadis belia yang merupakan generasi kedua dan ketiga dari keluarga perantau Minangkabau di Sydney," kata Ketua Panitia Pentas Seni MSS, Ikhsan Zakir dalam keterangan tertulisnya.
Ikhsan mengatakan, Pentas Seni perlu dimaknai sebagai salah satu cara untuk melestarikan tradisi seni budaya leluhur di tanah rantau yang jauh ini.Acara puncak MSS Arts Night adalah seremoni penyerahan piala dan hadiah Minang Saiyo Cup 2023 – Futsal Tournament yang diselenggarakan bulan Juli lalu.
Pemenang pertama MS Cup 2023 adalah DUBS FC, tempat kedua diraih oleh 4FUN FC.Juara ketiga direbut oleh JAKMANIA FC, yang salah satu pemainnya, Abdullah Alawais, menyabet Sepatu Emas (Golden Boot) untuk pemain terbaik selama Kompetisi Futsal ini.
Ikhsan juga mengatakan, acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi warga Minang di rantau, tetapi juga merupakan momen sosialisasi dengan tamu undangan dari berbagai organisasi/komunitas masyarakat Indonesia di Sydney."Indonesian Community Council (ICC – NSW), Indonesian Diaspora Network (IDN-NSW), Indonesia Business Council (IBC Australia), Minang Senior Citizen Community (MSCC), ICCA Campbelltown, FISI, The Rocks, Bona Pasogit, Kerabat Jawa, Flobamora, AL-Ikhlas, KMPA, Boedoet Diaspora, dan lain-lain. Hadir pula rombongan dari Konsulat Republik Indonesia di Sydney," ungkapnya
Ikut pula memberi sambutan Ketua MSS (Zulfan Tadjoeddin), Ketua ICC-NSW (Endi Dharma), dan Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Sydney (Abdul Nazar).Rangkaian acara dikawal oleh MC andalan komunitas Indonesia di Sydney, Devi Nazar.Yang menarik adalah dua lagu Minang disumbangkan oleh Endi Dharma (Ketua ICC) dan Yudi Supriono (Kerabat Jawa).Walau bukan beretnis Minang, mereka berdua dengan fasih melafalkan lirik lagu legendaris “Pulanglah Adiak” dan “Surek Dari Rantau”.
Untuk pertama kali, acara Malam Seni diisi dengan program Talk Show dengan tema “Cultural Clash and Inter-generational Gaps” (Benturan budaya dan jarak antar-generasi).Talk Show menampilkan empat orang generasi kedua perantau Minang di Sydney: Chalisa, Dita, Bunaya, dan Sandi.
Talk Show mengangkat pengalaman hidup keseharian dari para anak-anak muda ini terkait dengan tantangan yang dihadapi sebagai warga minoritas ditengah budaya Barat dan modern yang lebih dominan.Disamping itu, sesi perbincangan ini juga mengangkat dinamika komunikasi antara generasi kedua yang lahir, besar, dan bersekolah di Australia dengan generasi orang tua mereka yang masih kokoh dengan pola-pikir Indonesia.
Intinya adalah bahwa masing-masing generasi perlu secara terus-menerus membangun semangat saling pengertian dan saling harga-menghargai.Talk Show telah menjadi momen dimana suara dari generasi kedua didengarkan oleh generasi pertama. Abubakar Rasyid, seorang tokoh senior masyarakat Indonesian di Sydney, sangat mengapresiasi acara Talk Show dan keseluruhan Pentas Seni MSS ini.(rls)
Editor : Eriandi